Saat
mentadabburi ayat 23 surah Fushshilat , Hasan al-Bashri mengatakan ,
“Ada sejumlah orang yang terlena oleh angan-angan hingga meninggalkan
dunia tanpa kebajikan sedikit pun. Ada yang berkata : “Aku berbaik
sangka kepada Tuhanku.” Tapi dia telah berdusta. Karena andaikata ia berbaik sangka kepada Allah, niscaya ia telah berbuat baik dan membaca firman Allah.
“Dan
yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada
Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk
orang-orang yang merugi.” (ayat 23)
Subhanallah..
Prasangka
baik kepada Allah justru mesti berbuah amal kebaikan. Sebab ia sadar
Allah senantiasa memperhatikannya. Sebab nantinya bahkan anggota tubuh
sendiri yang menjadi saksi atas diri.
Mengenai husnudzon kepada Allah dan ketertipuan, Ibnu Qoyyim mengatakan
"Telah
nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun
Husnuzan, jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat
rindu padanya: maka ia benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan
maksiat: maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan adalah raja' (pengharapan).
Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat dan menjauhkannya dari
maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang
kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah: maka ia tertipu."
Subhanallah..
Prasangka
yang baik pada-Nya tidak akan membuahkan aktivitas yang buruk.
Bagaimana mungkin kita disebut berprasangka baik bila kita mengira Allah
tidak melihat apa yang kita perbuat. Bagaimana mungkin kita mengaku
akan berjumpa dengan-Nya, bahwa Dia Mendengar, Melihat, Maha Mengetahui
sedang kita masih terus menerus melalaikan perintah-Nya?
Subhanallah...
Berprasangka
baik pada Allah ialah kala rasa Ihsan tertanam dalam diri, juga yakin
doanya diterima oleh Allah, dan tidak berputus asa atas rahmat Allah.
Allah berfirman
"Aku
sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang
maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih
bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan
mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta
maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku
dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah menanamkan rasa berbaik sangka pada-Nya saat masa kita hidup lebih-lebih menjelang kita wafat nanti.
Aamiin
Wallahu’alam