Senin, 08 Juli 2013

harta tak membuat kasta

Dalam suatu riwayat bahwa salah seorang dari dua orang yang bersyarikat di dalam dagangannya pergi ke Syam, sedang seorang lagi menetap di Mekkah. Ketika mendengar berita diutusnya seorang Nabi, ia menulis surat kepada temannya (yang berada di Mekkah) menanyakan berita itu. Ia menerima jawaban bahwa tak seorang pun dari golongan Quraisy yang mengikutinya, kecuali orang-orang hina dan miskin. Setelah menerima surat jawaban itu, ia meninggalkan dagangannya dan meminta kepada temannya untuk mengantarnya kepada Nabi, karena ia pernah membaca beberapa kitab tentang kenabian. Menghadaplah ia kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata: “Kepada apakah engkau mengajak kami?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskannya. Berkatalah orang itu : “Asyhadu annaka Rasulullah.” (Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah). Rasulullah bertanya: “Dengan pengetahuan apa engkau berbuat demikian?” Ia menjawab : “Tidak akan diutus seorang Nabi kecuali pengikutnya adalah orang-orang yang hina dan orang-orang yang miskin.” Dengan turunnya ayat 34 surah Saba’ Rasulullah mengutus seseorang untuk menyampaikan berita kepada orang itu bahwa ucapannya dibenarkan oleh wahyu Allah..

Subhanallah...

Harta dan kemewahan keluarga memang sering membuat sombong dan congkak serta tinggi hati menolak kebenaran. Sedikit sekali orang yang selamat dari ujian harta. Mereka yang diberi kelebihan harta , dunia sering menganggap bahwa mereka Allah ridhoi dan mereka akan selamat dari siksa, dunia akhirat.

Karena itu, perlu diingat dan ditanamkan dalam benak kita bahwa pada hakikatnya, Allah memberikan dunia dan memperbanyak rezeki bagi hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki dan Allah juga mencegah dunia itu dari siapa saja yang Dia kehendaki, sampai-sampai dunia terasa sempit baginya. Hal itu dilakukan-Nya bukan karena Dia ridho ataupun benci pada orang tersebut, juga tidak menandakan bahwa orang tersebut mendapat petunjuk ataupun tersesat. Allah lakukan itu dalam rangka untuk menguji manusia.

Dengan demikian orang yang dipermudah rezekinya, diberi dunia, kekuasaan atau semacamnya tidaklah boleh beranggapan bahwa dia diridhoi Allah. Begitupula orang yang dipersempit rezekinya, dia tidak boleh beranggapan bahwa dirinya dibenci Allah karena itu. Contoh, karena miskin diapun tidak mau sholat, atau karena sudah sukses dan kaya, enggan berjamaah, sudah pejabat, lambat sholat. Dsb.. Na’udzbillah, orang miskin dan sombong namanya kalau demikian.

Dalam Islam , harta tidaklah membuat kasta, akan tetapi harta justru peluang pahala bagi empunya. Lihat Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdurrahman bin Auf , mereka kaya raya, dan mereka berbuat untuk Islam, mereka merupakan sebagian sahabat-sahabat utama Rasulullah.

Subhanallah…

Dalam kisah tersebut juga terdapat pelajaran bahwa orang yang belajar, banyak membaca, antusias meraih ilmu, akan gampang mendapat hidayah.

Semoga Allah memberikan kita pengetahuan dan pemahaman serta keridhoaan akan rahasia, hikmah, pilihan dan ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala

Wallahu’alam

Ada hikmah lain sdrku??
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar