Kamis, 13 Juni 2013
penyebab bangkrut di akhirat
Subhanallah….
Negeri akhirat yang Allah jadikan sebagai kenikmatan bagi yang rendah diri pada-Nya , patuh pada kuasa-Nya, tidak berlaku sombong terhadap Maha Pencipta maupun sesama, tidak berbuat kerusakan dan kezaliman.
Wal ‘aaqibatu lil muttaqin… dan akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa… hasil akhir menandakan siapa pemenang..
Subhanallah..
Allah Maha Baik dengan mencatat sebagai satu pahala bagi yang diniatkan, membatalkan niatan kejahatan, serta melipatgandakan pahala kebaikan yang dikerjakan. Sedang Allah tiada mencatat sebagai dosa lintasan keburukan , dan mencatat hanya satu atas dosa.
Sesiapa yang jumpai Allah dalam tauhid, beramal baik niscaya melimpah ruahlah pahala bagi ia, jauh lebih utama balasannya atas apa yang telah dilakukannya. Ia jua mendapat ridha Allah dan surga-Nya..
Sedang sesiapa yang kembali dalam keadaan tiada iman dan maksiat niscaya ia tidak dizalimi, melainkan hanya dibalas sesuai dengan amalnya yang buruk, yakni siksa, penghinaan dan hukuman…
Yang perlu kita ingat, ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab pahala amal kebaikan terhapus sehingga menjadi bangkrut di akhirat. Substansi nya sebenarnya jua ialah sifat sombong dan zalim sebagaimana terdapat dalam ayat 83 surah al-Qashash. Karena negeri akhirat memang bukan untuk mereka..
Mu’adz bin Jabal mengurai delapan hal , penyebab bangkrut di akhirat yakni
Pertama, Ghibah. Bicarakan ketidak baikan saudara saat tak ada, meskipun fakta.
Kedua, Sombong. Capek-capek beribadah, menghasilkan berjuta amal kebaikan, menguasai beragam ilmu, namun bila hasilkan satu biji atom kesombongan, sia-sialah di akhirat. Sombong itu, enggan taat, menolak kebenaran dan meremehkan insan.
Ketiga, riya’. Niat amal sholih yang mengarah bukan Lillah tapi agar dikagumi oleh pandangan, agar diceritakan sebagai, agar dapat pujian di dunia. Ini syirik tersembunyi, bahkan da’I, qori, mujahid, dermawan, pahlawan juga berpotensi besar untuk terkena penyakit ini.
Keempat, ujub, kagum diri sendiri atas kebaikan dan keshalihan. Merasa cukup atas amalnya, merasa tak ada dosa. Lebih baik terbayang dosa daripada amal ibadah. Karena dosa yang lahirkan sesal lebih berharga daripada amal yang hadirkan bangga.
Kelima, meniatkan ibadah hanya untuk dunia hingga tak tersisa pahala di akhirat. Al-Ghazali mencontohkan : shalat agar sehat, puasa agar sehat, sedekah agar dapat lebih banyak dsb. Pada zaman ini kerap terjadi, setelah penelitian ilmiah membuktikan hal-hal luar biasa tentang ibadah, mudah-mudahan kita terjaga pula agar niat ibadah tidak berubah. Lillah.
Keenam, dengki. Amal pun terbakar akibat api hasad ini. Dengki dan dendam ibarat meminum racun ke mulut sendiri namun berharap orang lain yang mati.
Ketujuh, memutus silaturahim.
Kedelapan, kezaliman. Ketidak adilan.
Subhanallah
Semoga kita terhindar dari sebab bangkrut tersebut…
Mu’az pernah bertanya bagaimana selamat dari hal-hal itu pada rasul..
"Faman najaa ya Rasulullah?”
Nabi menjawab, “Akhlish lidiniika, fayakfiika ‘amalul qalil”
Ikhlaslah dalam beragama, murni, pure. Dan cukup bagi kita amal yang sedikit. Sedikit tapi konsisten.
Semoga Allah membantu kita.
Aamiin
Wallahu’alam


Langganan:
Posting Komentar (Atom)