Kamis, 13 Juni 2013
qarun
Qarun ialah salah satu kaum Nabi Musa ‘alaihissalam. Ia dikarunia Allah harta yang melimpah ruah, hingga kunci lemari penyimpanan harta saja tidak mampu dibawa oleh sejumlah orang yang kuat. Namun ia dengan nikmatnya itu melakukan kesewenang-wenangan dan zalim terhadap orang lain.
Buya Hamka menggambarkan bagaimana sifat Qarun , "Oleh karena telah kaya itulah dia berlaku sewenang-wenangan kepada kaumnya. Karena dia telah duduk di puncak tinggi kekayaan, orang yang miskin dipandangnya hina dan rendah. Mungkin juga kalau dia membeli barang-barang kepunyaan simiskin, dibelinya murah-murah. Kalau dia memberi upah, diberinya upah kecil. Kalau dia memberi, diberinya sedikit saja, sehingga tidak mencukupi. Kalau orang datang akan meminta sesuatu, dari jauh dia sudah tahu. Lalu dia menyatakan kekesalannya, dia tidak mau di ganggu. Kalau dia berjanji akan memberi, diundur-undurnya janji itu sampai orang yang menagih janji itu bosan. Semua itu adalah termasuk perangai orang telah digila oleh kekayaannya. Sedemikian itu adalah kesewenang-wenangan belaka"
Qarun tidak mengindahkan pesan kaumnya:
a. agar ia tidak terlalu bangga
b. agar ia mempergunakan tumpukan kekayaannya tidak hanya untuk tujuan dunia tetapi juga akhirat
c. agar ia berbuat baik kepada semua makhluk
d. agar jangan membuat kerusakan di muka bumi.
Tujuan memperoleh harta sebenarnya mencari pahala dan ridho Allah dalam berbagai nikmat dan kebaikan yang telah diberikan pada manusia. Meski beramal untuk akhirat, namun jangan meninggalkan kenikmatan yang halal sesaat di dunia, tanpa terlalu hemat atau boros.
Namun, apa daya. Qarun menanggapi nasehat-nasehat tersebut dengan penegasan bahwa kekayaannya yang melimpah itu ia peroleh karena ilmunya dan tidak siapapun turut ikut andil di dalamnya.
Naudzubillah..
Qarun mengatakan bahwa kesuksesan, harta yang ia peroleh, karena ilmu yang ada padaku, karena kemampuan yang ada padaku. Pelajaran bagi kita, bagaimana bila kita ditanya tentang kesukesan, karier, harta yang kita dapatkan hari ini? Apa jawaban kita??
Di dalam Tafsir Ibn Katsir mengenai kalimat Qarun ditafsirkan : "Sesungguhnya aku tidak membutuhkan nasehatmu, karena Allah telah memberikan kekayaan yang melimpah ini kepadaku, disebabkan Dia mengetahui bahwa aku patut memperoleh dan pemberian itu adalah tanda kasih sayang Tuhan kepadaku"
Begitulah sifat dan perangai Qarun. Semoga Allah hindarkan kita dari sifat sombong. Merasa dicinta padahal dimurka.
Dan manusia dalam melihat kekayaan harta terbagi menjadi beberapa kelompok, ada yang mengharap-harap untuk punya harta, kenikmatan dan kedudukan seperti Qarun. Mereka menganggap Qarun itu mujur. Namun orang yang ma’rifah kepada Allah, berilmu, paham agama akan mengerti bahwa ganjaran yang dijanjikan Allah bagi yang bertaqwa dan mengamalakan syari’at-Nya jauh lebih utama dan lebih tinggi daripada harta Qarun. Mereka akan sabar dalam ketaatan, menahan maksiat, ridho terhadap Qada’, qona’ah atas apa yang ada.
Semoga Allah menetapkan hati untuk taat pada-Nya, menjauhkan diri dari sifat sombong, paham bahwa tujuan memperoleh harta ialah agar lebih hebat lagi dalam beribadah , lebih cepat memberi manfaat, dan dapat menikmati harta yang halal di dunia. Jauh dari sifat meninggi agar tidak ditenggelamkan sebagaimana Qarun yang telah dibenamkan oleh Allah..
Aamiin
Wallahu’alam


Langganan:
Posting Komentar (Atom)