Senin, 15 April 2013
visi bukan fisik
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa penduduk Mekah berkata kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam : “Sekiranya apa yang engkau katakana itu benar dan engkau menghendaki agar kami beriman kepadamu, coba jadikan Gunung Shafa itu emas.” Datanglah Jibril dan berkata: “Sekiranya engkau mau, pastilah apa yang dikehendaki oleh kaummu itu akan terwujud. Namun sekiranya mereka tidak beriman setelah dikabulkan permintaannya, mereka dengan serta merta akan disiksa tanpa diberi tempo lagi. Atau engkau sendiri menangguhkan dalam mengabulkan permintaan mereka dengan harapan agar mereka beriman.” Ayat ke 6 surah al-anbiya’ turun sebagai peringatan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bahwa kaum-kaum sebelum mereka pun pernah meminta mukjizat, akan tetapi setelah dikabulkan, mereka tetap kufur.
Sikap kita dalam beragama bila kebanyakan minta ‘bukti’ ‘fisik’ daripada melihat ‘visi’ merupakan tanda lemahnya iman. Karena Iman itu melampaui indera.
Salah satu hal yang membuat lalai ialah kala sibuk dengan kebatilan dan penuh hawa nafsu. Hingga saat pedoman , al-Quran yang didalamnya ada petunjuk, mereka hanya jadikan sebagai angin lalu, bukan dengan sikap tunduk dan khusyuk.
Lantas kemudian memfitnah pembawa dan juga apa yang dibawa. Sebagaimana kaum kafir dahulu yang mengatakan Nabi hanyalah ‘manusia biasa’, penyair, sedang al-Quran adalah sihir, syair dsb.. Lalu mereka pun meminta bukti, mukjizat yang inderawi sebagaimana Unta Shalih, Tongkat Nabi Musa, dan lain-lain. Padahal niat mereka bukan untuk beriman namun agar semakin kufur..
Naudzubillah.
Semoga Alah jadikan kita insan yang saat dibacakan Quran , khusyu mendengar dan menerimanya. Kuat Iman kita pada yang Ghaib, beyond the inspiration bagi hidup kita, bukan menjadi insan yang banyak alasan untuk menolak pedoman.
Wallahu’alam


Langganan:
Posting Komentar (Atom)