Jumat, 26 April 2013

sesal tiada guna lagi di akhirat


Bila Nasi telah menjadi bubur. Sesal diri tiada guna lagi. Orang kafir saat melihat prahara di depan mata, ingin kembali ke dunia, ingin bertobat, beriman serta mengamalkan amal kebaikan. Tapi, apa yang dikatakan padanya? “Sekali-kali tidak..” Omong kosong, hanya kata-kata tiada guna. Dia tidak akan kembali selama-lamanya.

Bila malaikat telah meniup sangkakala, saat kiamat telah tiba, manusia dibangkitkan dari kuburnya, tiada guna kemuliaan leluhur dan keturunan, kebanggan atas keturunan. Karena kiamat hari perhitungan, semua orang sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Sesiapa yang berat kebaikan daripada keburukan , maka ia beruntung, menang. Namun bila yang berat yang buruk, maka rugilah ia.


Karena itu, mari kita dalam dunia, selalu berusaha mendengar dan mengikuti pedoman, mengikuti perintah dan jauhi larangan agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena bila kita telah merugi di akhirat nanti, tiada hujjah yang diterima lagi, permintaan untuk kembali ke dunia lagi tiada akan diterge oleh Ilahi.

Kita hidup serasa seperti sehari atau setengah hari di dunia ini. Hanya sebentar. Dibanding akhirat yang abadi. Karena itu, mari kita gunakan waktu sesaat di dunia untuk maksimalkan taubat dan taat serta senantiasa memohon rahmat.

Robbana aamanna faghfirlanaa warhamna wa anta khoiru arr-rohimiin

Saat berusaha untuk taat dan mentaatkan, ishlah dan mushlih mungkin akan diejek, dijatuhkan bahkan ditertawakan dsb..

Alangkah indah bila kita mengikuti Nabi, idfa’ billati hiya ahsanu as-ssayyi’ah. Jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Tapi bersabarlah, belas kasih, ampunilah, balas dengan kebaikan.

Tetap memohon perlindungan dari bisikan, godaan, ajakan setan yang menyesatkan kepada perbuatan dosa, keji dan mungkar hingga perusakan amal dalam segala urusan.

Semoga Allah menetapkan hati untuk taat pada-Nya.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar