Kamis, 17 Januari 2013
Ishlah sekuat semampu
Al-Baidlowi ketika mentadabburi ayat 88 dari surah Hud mengatakan “Tiga jawaban yang dirangkai di sini memiliki fungsi penting. Yaitu bahwa orang yang berakal sehat harus memperhatikan ketiga hak tersebut ketika melakukan atau meninggalkan sesuatu. Yang terpenting dan tertinggi ialah hak Allah, yang kedua ialah hak diri sendiri, dan yang ketiga ialah hak sesama manusia.
Masya Allah…
Kata-kata Nabi Syua’ib
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan (Ishlah) selama aku masih berkesanggupan.”
Dapat diartikan bahwa “Aku tidak punya maksud apa-apa selain agar keadaanmu menjadi baik dan kepentinganmu berjalan dengan baik pula. Dan semuanya kulakukan menurut kemampuanku. Namun tatkala hal ini mengandung semacam klaim atas kebaikan diri sendiri maka hal itu perlu dihindarkan dengan kata-kata selanjutnya..
“Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS Hud : 88)
Masya Allah
Islam adalah selamat, jadi muslim adalah penyelamat. Sehingga salah satu kegiatan utamanya adalah melakukan Ishlah (perbaikan), perbaikan semampunya, berdasarkan 3 hak, hak Allah, diri sendiri, orang lain. Sehingga pendakwah yang benar, dakwah yang berdasarkan apa yang Allah mau, lalu menjadi orang pertama pengamal apa yang diseru, dan menyeru kepada orang lain..
Sehingga ada tahapan-tahapan dakwah dirumuskan para ulama :
1) Ishlahu an-nafsi (memperbaiki diri)
2) Ishlahu al-baiti (memperbaiki rumah tangga)
3) Irsyad al-mujtama’ (membimbing masyarakat)
4) Tahriru al-balad (berjuang melepaskan negeri dari penjajahan asing)
5) Ishlahu al-hukumah (memperbaiki pemerintahan yang ada)
6) Iqamatu al-khilafah al-Islamiyah al-‘alamiyah (menegakkan kepemimpinan dunia Islam)
7) Ustadziyat al-‘alam (menjadi guru bagi dunia)
Meskipun begitu, tahapan-tahapan dapat berjalan beriringan, karena hakikatnya proses Ishlah mesti senantiasa hidup…
Dan ada 2 kunci yang dilakukan muslim ataupun dai yakni Tawakkal di awal perkara dan diakhirnya dia pun kembali kepada-Nya dengan bertobat, inabah, evaluasi.
Tawakkal yang mengawali dan Inabah mengakhiri…
Wallahu’alam


Langganan:
Posting Komentar (Atom)