Islam
bukanlah agama individualistis. Dalam Islam, semua manusia memiliki
keterkaitan satu sama lainnya. Terutama sesama orang beriman. Wajib bagi
kaum muslimin untuk menegakkan amar
ma’ruf naih munkar dan dakwah. Ketika dakwah, amar ma’ruf nahi munkar
atau watawa shobuil haq watawa shoubi ash-shabr hilang dari budaya kaum
muslimin, disitulah kehancuran dimulai..
Awal
mula kekurangan yang menimpa Bani Israel adalah pertemuan seorang
lelaki dengan lelaki lain (yang salah seorang membuat kemungkaran). Maka
berkata (laki-laki yang tidak mengerjakan mungkar), "Hai kawanku,
takutlah kepada Allah dan tinggalkan perbuatanmu karena perbuatanmu itu
tidak halal bagimu." Kemudian hari berikutnya (laki-laki yang menegur)
berjumpa lagi dengan lelaki itu sedang membuat kemungkaran seperti
biasanya, maka tidak dicegahnya lagi malahan dijadikan teman makannya,
teman minumnya dan teman duduknya. Maka setelah perbuatan mungkar
tersebut merata di kalangan umum, Allah menjadikan mereka
bergontok-gontokkan. Kemudian Nabi membacakan ayat AlMaidah 78 (kepada kaum
mukminin) dalam surat ini. Kemudian Nabi bersabda, "Sekali-kali tidak,
demi Allah kamu semua hendaknya menegakkan amar makruf dan nahi mungkar
kemudian hendaklah kamu mencegah perbuatan orang yang lalim dan
hendaklah kamu memaksakan kepadanya menerima kebenaran itu jika tidak,
niscaya Allah akan menjadikan kamu saling bergontok-gontokkan kemudian
Allah akan mengutukmu sebagaimana mengutuk orang-orang Yahudi." (H.R.
Abu Daud dan Tirmizi dari Ibnu Mas'ud)
Oleh
karena itu, dakwah itu pun harus dipaksa untuk selalu ada, dengan
kemasan yang penuh hikmah, mauidzzoh hasanah dsb agar terhindar dari
laknat Allah subhanahu wa ta’ala. Karena usaha dakwah adalah salah satu
prasyarat pertolongan Allah datang. Bila berdoa saja namun tidak ada
usaha maka doa pun rawan untuk tidak diijabah oleh-Nya. Keburukan atau
kejahatan kan menguasai dunia.
Nabi
shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,“Hendaklah kamu menjalankan amar
ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan memberikan kekuasaan atasmu
kepada orang-orang jahat diantara kamu, dan kemudian orang-orang yang
baik diantara kamu berdoa, lalu tidak dikabulkan doa mereka itu.” (HR.
al-Bazzar dan at-Thabrani).
Karena
itulah, para da’I tak henti-hentinya menasehati ummat, berdakwah,
mengajak wanita tutup aurat, mengajak remaja dan pemuda menolak pacaran,
senantiasa berusaha menegakkan syiar-syiar Islam dst.. (kalau
dipikir-pikir buat apalah mereka mikirin orang lain)
Ternyata
semua itu dilakukan bukan karena mereka merasa lebih daripada yang
didakwahi, namun sebab itu merupakan tuntutan din Islam ini dan wujud
cinta sesama mukmin karena ad-din itu adalah ketulusan dan wujud
ketulusan adalah saling menasehati…
“Sesungguhnya
aku sedang menasihati kamu, bukanlah berarti akulah yang terbaik dalam
kalangan kamu, bukan juga yang paling soleh dalam kalangan kamu, karena
aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang
itu hanya dapat menyampaikan dakwah apabila dia sempurna, niscaya tidak
akan ada pendakwah. Maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi
peringatan.” (Imam Hasan Albasri)
Tetap semangat budayakan dakwah dan menegakkan amar maruf Nahi munkar !!
Wallahu’alam
semangat terus...
BalasHapus