Selasa, 02 Oktober 2012

semangat terus

Islam bukanlah agama individualistis. Dalam Islam, semua manusia memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Terutama sesama orang beriman. Wajib bagi kaum muslimin untuk menegakkan amar ma’ruf naih munkar dan dakwah. Ketika dakwah, amar ma’ruf nahi munkar atau watawa shobuil haq watawa shoubi ash-shabr hilang dari budaya kaum muslimin, disitulah kehancuran dimulai..

Awal mula kekurangan yang menimpa Bani Israel adalah pertemuan seorang lelaki dengan lelaki lain (yang salah seorang membuat kemungkaran). Maka berkata (laki-laki yang tidak mengerjakan mungkar), "Hai kawanku, takutlah kepada Allah dan tinggalkan perbuatanmu karena perbuatanmu itu tidak halal bagimu." Kemudian hari berikutnya (laki-laki yang menegur) berjumpa lagi dengan lelaki itu sedang membuat kemungkaran seperti biasanya, maka tidak dicegahnya lagi malahan dijadikan teman makannya, teman minumnya dan teman duduknya. Maka setelah perbuatan mungkar tersebut merata di kalangan umum, Allah menjadikan mereka bergontok-gontokkan. Kemudian Nabi membacakan ayat AlMaidah 78 (kepada kaum mukminin) dalam surat ini. Kemudian Nabi bersabda, "Sekali-kali tidak, demi Allah kamu semua hendaknya menegakkan amar makruf dan nahi mungkar kemudian hendaklah kamu mencegah perbuatan orang yang lalim dan hendaklah kamu memaksakan kepadanya menerima kebenaran itu jika tidak, niscaya Allah akan menjadikan kamu saling bergontok-gontokkan kemudian Allah akan mengutukmu sebagaimana mengutuk orang-orang Yahudi." (H.R. Abu Daud dan Tirmizi dari Ibnu Mas'ud)

Oleh karena itu, dakwah itu pun harus dipaksa untuk selalu ada, dengan kemasan yang penuh hikmah, mauidzzoh hasanah dsb agar terhindar dari laknat Allah subhanahu wa ta’ala. Karena usaha dakwah adalah salah satu prasyarat pertolongan Allah datang. Bila berdoa saja namun tidak ada usaha maka doa pun rawan untuk tidak diijabah oleh-Nya. Keburukan atau kejahatan kan menguasai dunia.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,“Hendaklah kamu menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan memberikan kekuasaan atasmu kepada orang-orang jahat diantara kamu, dan kemudian orang-orang yang baik diantara kamu berdoa, lalu tidak dikabulkan doa mereka itu.” (HR. al-Bazzar dan at-Thabrani).

Karena itulah, para da’I tak henti-hentinya menasehati ummat, berdakwah, mengajak wanita tutup aurat, mengajak remaja dan pemuda menolak pacaran, senantiasa berusaha menegakkan syiar-syiar Islam dst.. (kalau dipikir-pikir buat apalah mereka mikirin orang lain)

Ternyata semua itu dilakukan bukan karena mereka merasa lebih daripada yang didakwahi, namun sebab itu merupakan tuntutan din Islam ini dan wujud cinta sesama mukmin karena ad-din itu adalah ketulusan dan wujud ketulusan adalah saling menasehati…

“Sesungguhnya aku sedang menasihati kamu, bukanlah berarti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu, bukan juga yang paling soleh dalam kalangan kamu, karena aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan dakwah apabila dia sempurna, niscaya tidak akan ada pendakwah. Maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan.” (Imam Hasan Albasri)

Tetap semangat budayakan dakwah dan menegakkan amar maruf Nahi munkar !!

Wallahu’alam

1 komentar: