Rabu, 04 Januari 2012

Perbuatan yang Utama

Oleh : Muhammad Djamir Panggabean SH

Dipublikasikan : MEDAN, JUMAT 30 Desember 1983

HIDUP ADALAH SUATU KESEMPATAN UNTUK BERBUAT. Sepanjang umur masih dipekenankan berlagsung maka haruslah diisi dengan perbuatan2. Jangan kesempatan itu dibiarkan berlalu dengan kekosongan. Sebagai orang yang beragama tentu maksud kita di sini dengan pengisian perbuatan yang bermanfaat. Berguna terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Dalam hal ini harus ditekankan kemanfaatannya terhadap lingkungan. BErmanfaat terhadap diri sendiri saja, bisa memba2a konsekwensi ke pada egoistis dan individu alistis dan bila membesar bisa jatuh ke dalam perangkap kapitalistis.

Justru itu dalam ajaran agama pengertian manfaat itu harus mencakup lingkup yang luas. Itulah sebabnya perbuatan2 baik itu dikatagorikan ke dalam istilah “amal shaleh”, karya karya yang memberikan mashlahat ke pada diri dan lingkungannya. Mungkin saja di daerah lingkungan itu terdapat manusia, hewan, tumbu2an dan lainnya. Semuanya ini mendapat daedah dari perbuatan yang dikerjakan itu.

Dohoeloe ada sementara orang mengertikan amal itu dengan perbuatan yang sangat terbatas. Antara lain dengan pengertian duduk bersemadi di tempat sunyi seorang diri. Memisahkan diri dari orang banyak. Mulut berkumat kamit. Tidak menghiraukan ini dan itu. Setelah berjalan sekian lama maka baharulah dia berhenti. Perbuatan itulah diartikan dengan amal shaleh. Kalaupun perbuatan itu dinamakan amal tetapi manfaat terhadap lingkungan masih kabur. Paling santer manfaat itu kelihatan terhadap dirinya sendiri. Bekas terhadap lingkungannya kurang jelas.

Pada suatu hari seorang sahabat bernama Abu Dzar Jundub bin Jumadah bertaya ke pada Rasulullah dari hal perbuatan yang paling utama. Maka jawab Rasulullah: “Beriman ke pada Allah dan berjuang pada jalannya. Kemudian Abu Dzar bertanya lagi dari hal memerdekakan budak. Jawab Nabi: “ Memerdekakan budak yang lebih disangi majikan nya dan harganya lebih mahal.” Bagaimana kalau kemampuan seseorang tidak ada untuk berbuat yang demikian itu? Jawab Nabi: “ Membantu untuk bekerja atau membuka kesempatan untuk pelamar kerja.” Bagaimana kemampuan terhadap itu pun tidak ada? Jawab Nabi: “Menahan kejahatan terhadap orang lain. Yg demikian itu dinilai sebagai perbuatanmu yang utama sebagai sedekah bagi dirimu sendiri.” Hadist diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Perincian amal perbuatan yg terdapat dalam hadist ini menunjukkan bahwa cita2 harus senantiasa diarahkan ke pada tingkat yang maximal. Untuk melaksanakan sesuatu amal, perbuatan baik itu hendaklah diarahkan ke pada tingkat yang tertinggi. Kebiasaan yang salah, hanya untuk sekadarnya saja, kalau dapat dirobah. Umpamanya kalau menyerahkan anak mempelajari agama, hanya sekadar tahu mendirikan shalat saja. Membuka usaha dagang hanya sekadar lepas lepas makan saja. Mendirikan lembaga pendidikan hanya sekadar tahu tulis baca saja. Dan demikian seterusnya. Cita cita untuk mencapai tingkat yang tinggi itu ialah tercakup dalam bunyi hadist apabila ada cita cita untuk berbuat baik dengan menebus seorang budak, maka carilah budak yang paling dicintai oleh majikannya, yang paling termahal harganya.

Memberikan bantuan ke pada karyawan dalam melaksanakan tugasnya termasuk satu amal perbuatan yang terpuji. Sebagai majikan, janganlah memeprsulit keadaan karyawannya. Bukankah ada fatwa Nabi agar upah karyawan harus dibayar secepatnya bila tugasnya begitu selesai dilaksanakannya. Bagi karyawan yang menerima upah secara berkala, umapamanya sekali sebulan, demikian juga. Jangan dipersulit2 pelaksanaannya. Bayarlah pada waktunya. Perbuatan2 salah dengan melakukan pemotongan2 dengan mempergunakan berbagai macam alas an dengan maksud untuk merugikan para karyawan termasuk dalam perbuatan ghulul, yang sangat dilarang oleh agama. Untuk tegaknya keadilan maka soal pemotongan2 yg tidak pada tempatnya itu akan diperhitungkan kelak di hari akhirat. Apalagi kalau pemotongan2 itu tidak IZIN dari yang bersangkutan. dengan apa harus dibayar kelak?.

Membuka kesempatan kerja bagi orang banyak termasuk juga amal perbuatan hang terpuji dan tertinggi. Di saat kesibukan pembangunan ini kesempatan memberikan kerja ke pada orang banyak terbuka. Kesempatan ini hendaklah dilakukan dengan secara jujur dank arena Allah. Perbuatan yang berlandaskan niat karena Allah itu sangatlah simpatik, baik dalam pandangan agama maupun kemanusiaan. Mengadakan syarat yang tidak tertulis dengan maksud menghalangi diterimanya orang untuk bekerja resikonya sangat buruk dalam masyarakat itu. Hanya mereka yang mempunyai kemampuanlah yang bisa diterima sebagai pekerja sedang yang miskin tidak akan berkesempatan adanya.

Orang2 di pinggir pasar tentu akan berkata: “Yg kaya makin kaya sedang yg miskin terus menerus menderita.”

Sudah jelas dasar kehidupan bangsa yang berkebudayaan tinggi TIDAK akan mentolerir perbuatan yg demikian. Apalagi hukum agama sangat mengutuk perangai demikian. Kalau pada waktu yg silam banyak dibicarakan orang tentang perangai2 oknum yang berperangai BEJAT karena membikin2 syarat yang tidak tertulis di bidang pendidikan, juga termasuk perbuatan yg dilarang. Diadakan lembaga lembaga pendidikan bukanlah untuk anak2yg kaya saja. Orang2 miskin pun berhak untuk itu. Bahkan pada perang kemerdekaan dahulu dari golongan inilah yang lebih banyak mempunyai kesadaran untuk kemerdekaan itu. Patut kalau terhadap mereka dibukakan kemudahan2.-

Sebagaimana pada permulaan hadist itu dikatakan bahwa semuanya itu harus dilandasi dengan “iman”. Apapun perbuatan baik yang dilakukan kalau kosong dari siraman iman maka akan sia-sialah adanya.

Apabila iman telah bersemi di dalam jiwa maka segala perbuatan baik akan dapat berjalan sesuai dengan janji Tuhan memberikan kemudahan2 dalam pelaksanaannya. Bahkan dengan adanya iman dan takwa Tuhan akan membukakan segala keberkatan yang ada di langit dan yang ada di bumi. Manusia yang hidup ini dalam mencari nikmat dan rahmat Tuhan senantiasa mengharapkan keberkatan. Tidak semua harta itu.

Mengandung keberkatan. Banyak harta tertimbun di dalam perbendaharaan, tetapi kalau berkatnya tidak ada bukankah dinilai sebagai sia2 saja? ada wang tetapi tidak dibolehkan memakan air didih nasi. Tidak boleh meminum susu, tidak boleh memakan nasi dan lauk pauk. Menunjukkan keberkatan harta itu tidak ada. Ada orang yang miskin dalam harta tetapi banyak mengandung keberkatan. Boleh memakan nasi, daging, sayur, ikan dan sebagainya. Harta sedikit tetapi berkat.

Dan amal yang paling afdal atau yang lebih tinggi mutunya menurut perincian hadist tadi termasuk juga berjuang pada jalan Allah. Yg lebih populer dengan kata berjihad. Adapun pengertian jihad di sini ialah bekerja dengan semaksimal daya, tenaga dan harta dalam mencapai suatu rencana. Dalam melaksanakan pembangunan sekarang ini patut kita memakai semangat jihad ini artinya berbuat dengan semaksimal mungkin. Jangan hanya sekadarnya saja. ingatlah bahwa pembangunan yg sedang digalakkan ini adalah dengan maksud supaya dapat dimanfaatkan olehanak cucu di belakang hari. Bukan hanya untuk manusia yang hidup hari ini saja.

Semua yg kita laksanakan dengan niat untuk kebaikan itu diketahui oleh Allah Taala dan kelak akan diganjari dengan balasan yang setimpal. Bukan saja perbuatan baik tetapi yang buruk pun diketahuinya dan semuanya tercatet dalam daftar yang nanti akan diungkapkan semuanya. Pada hari itu tidak ada penilaian yang para2 main dekkingan dan sebagainya. Justru itu landasilah segala pebuatan itu dengan ikhlas.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar