Selasa, 21 September 2010

Kerjaku Ibadahku


Hidup ialah Ibadah


Nikmat terbesar dalam hidup ialah nikmat Islam. Karena Islam memberikan kita kemuliaan , kemudahan dan berbagai keutamaan dalam hidup. Islam memberikan pengarahan kepada satu tujuan filosofis yang luhur , agung, mulia dan ideal bagi kita yakni untuk Berta’abud mencari keridaan Allah Swt. Semua usaha dan aktivitas mukmin baik yang bercorak duniawiah ataupun bercorak ukhrowiah pada hakekatnya bertumpu pada satu titik tujuan yakni Keridaan Allah Swt. Tercantum dalam al-Qur’an (QS Adz-Dzariyat :56)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”



Ada 2 aspek yang dapat digunakan oleh setiap muslim guna memprodusir kebaikan atau amal sholeh sebanyak-banyaknya

1. aspek ibadah ( hablum minallah)
2. aspek mu’amalah (hablum minannas )



Kerja..kerja…kerja…



“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al Qashaas : 77)



Meskipun dalam hidupnya seorang muslim harus lebih memprioritaskan akhirat namun Allah swt juga mengingatkan agar tidak melupakan dunia. Dengan kata lain Islam menyuruh kita umat Islam untuk bekerja tidak hanya untuk akhirat saja tetapi juga untuk dunia. Dalam Islam dikenal dengan istilah tawazun (seimbang). Islam tidak mengajarkan manusia untuk hidup seperti pendeta atau biarawan yang melepaskan diri dari kehidupan dunia. Dalam Al Quran, Islam juga senantiasa mengingatkan kepada kita agar tidak berpangku tangan atau fasis dalam hidup ini. Memang Allah yang menentukan segalanya, tetapi manusia diwajibkan untuk selalu berusaha.



Rasulullah Saw. juga pernah berdo’a :

Allohumma innii a'udzubika minal-hammi wal-hazn, Wa a'udzubika minal-'ajzi wa-lkasl, wa a'udzubika minal-jubni wal-bukhl, wa minal-gholabatid-dayni wa qohrir-rijaal



Doa tersebut juga mengisyaratkan bahwa agar ummat islam terhindar dari banyak angan2, kegelisahan, lemah tdk berdaya,malas berpangku tangan, penakut, kikir, kebanyakan hutang dan di tindas.

Di lain hadist Nabi Saw. Bersabda :

Mukmin yang kuat lebih baik bila dibandingkan dengan mukmin yang lemah.

Tentu, kuat dalam segala hal yang salah satunya kuat dalam segi ekonomi.



Ini menandakan bahwa Islam sangat menganjurkan bekerja.



Kerjaku Ibadahku



Allah swt. Berfirman dalam (QS at-Taubah : 105)

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.



Menurut Ali Ash-Shabuni kata I’malu pada ayat tersebut adalah bentuk fi’il amar (perintah) yang mengandung ancaman (wa’id) yang dapat dimaknakan :



“ Bekerjalah kamu dari apa saja yang kamu inginkan, tetapi ingat bahwa pekerjaan itu akan dilbatkan dan dinilai oleh Allah, Rasul-Nya dan juga orang-orang mukmin. Engkau akan mempertanggung jawabkan semua yang engkau kerjakan dengan penuh etika dan moral , tentu Allah ridho, tetapi jika sebaliknya pekerjaan itu yang engkau pilih adalah pekerjaan yang jelek, Allah akan memberikan nilai jelek pula padamu.”



Oleh karena itu, kita harus selektif dalam memilih pekerjaan yang akan kita lakukan dan dilakukan sesuai etika dan moral yang diajarkan Islam.



Korupsi, memeras, berjudi, makan riba termasuk pekerjaan yang mendapat uang tetapi Allah tidak meridhoi pekerjaan tersebut bahkan Allah mengutuknya……..



Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa ada 5 macam kriteria pekerjaan yang boleh dan jika dikerjakan dinilai ibadah kepada Allah yaitu :

1. bahwa pekerjaan itu dibenarkan dalam Islam untuk dikerjakan Contoh : berdagang dengan jujur, bertani, jasa yang bermanfaat dsb
2. pekerjaan yang akan dikerjakan itu diiringi niat yang ikhlas
3. pekerjaan itu harus dikerjakan dengan yakin, tekun dan bertanggung jawab
4. dalam bekerja tidak melanggar perintah Allah, menzalimi orang lain, tidak menghalalkan segala cara dsb
5. pekerjaan tsb tidak berpengaruh negative terhadap pengamalan ajaran agama Islam






Kesimpulan



Niatkan hidup kita adalah dalam rangka berta’abud mencari ridho-Nya. Dalam menjalani hidup tentu memerlukan biaya oleh karena itu sangat dianjurkan seorang muslim untuk bekerja untuk menikmati sedikit kesenangan hidup di dunia yang merupakan haknya.

Pekerjaan merupakan sarana untuk beribadah, mengahsilkan kebaikan-kebaikan yang tentunya menambah pundit-pundi pahala.



Oleh karena itu, tetaplah semangat dalam bekerja My Friend….

Niatkanlah lillahi ta’ala



Maaf atas kekurangan
Moga Bermanfaat
Wallahu ‘alam bishowab

Kitabatu at-tilmidz

Ishlah al-Medaniy
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar