Senin, 03 Februari 2014

nafkah suami istri

Harta Suami adalah milik istri sedangkan harta istri adalah milik istri | sebuah ungkapan yang sering terdengar di tengah-tengah masyarakat | kalimat yang berintikan bahwa kewajiban memberi nafkah terletak di pundak suami | sedangkan istri, tidaklah berkewajiban menafkahi...

Namun, bagi  #BestCoupleEver ungkapan tersebut tidaklah dimaknai secara negatif | istri bagi suami, bukanlah sosok yang harus diberi makan seumur hidup, lantas boleh diapa-apain sesuka hatinya | sedang suami dalam pandangan istri bukanlah orang yang akan memberi makan dia, sedangkan harta sang istri sesukanya seenaknya | bagi #BestCoupleEver, istri/suami ialah sosok yang akan membersamainya meniti sakinah, penuh kasih sayang dalam perjalanan menuju keridhaan Allah...

Bergerak dari situ, sang suami pun tidak akan 'berat' memberi nafkah | tidak akan 'menyembunyikan' atau 'menyisihkan' penghasilan tanpa sepengetahuan istri | bahkan akan memprioritaskan nafkah bagi keluarga ketimbang ego-ego pribadi berbalut alasan-alasan semu seperti 'ingin memanage keuangan', 'berencana membeli ini itu untuk keperluan' dsb Dalam #BestCoupleEver tidaklah terjadi keadaan dimana, sangkin pelitnya suami memberikan harta, sampai-sampai istrinya harus mengambilnya tanpa sepengatahuan suami . Hal ini terjadi di zaman Rasulullah, kala istri curhat tentang hal tsb. Hingga Nabi menjawab, "Ambillah dari hartanya dengan cara yang makruf apa yang cukup buatmu dan anakmu." (Muttafaqun 'alaih)

Sang istri pun memaknai kehidupan berumah tangga bertujuan untuk bahagia dunia akhirat dan keridhaan Allah | sehingga dalam berumah tangga dijalani dengan cinta karena Allah | bukan karena harta | karena sejak ingin menikah dengannya, ia fokus bertanya sholih dan ilmunya | bukan fokus pada harta dan penghasilannya..

sehingga ada satu waktu bisa saja | bila penghasilan istri lebih banyak dari suami | atau dalam kondisi sementara suami tertimpa kefakiran sedang istri memiliki harta, bekerja dengan keterampilannya | itu tidak menjadi masalah bagi kebahagiaan keluarga

hal ini terjadi pula di zaman Nabi | Zainab, istri Abdullah bin Mas'ud bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam, "Ya Rasulullah, aku adalah seorang perempuan yang memiliki keterampilan. Hasil keterampilanku aku jual karena aku, suamiku dan anak-anakku tidak memiliki apa-apa. Hal itu aku lakukakn untuk menafkahi mereka." Rasulullah bersabda, "Engkau mendapat pahala atas apa yang kau nafkahkan untuk mereka."

sedang redaksi dalam riwayat lain bahwa Zainab berkata, "..aku datang menemui Abdullah, seraya berkata, 'Engkau adalah seseorang yang memiliki sedikit harta, sedangkan Rasulullah telah memerintahkan kita untuk bersedekah. Datanglah (kepada Rasulullah) dan tanyakanlah apakah sedekah tersebut boleh aku berikan kepadamu. Kalau tidak, maka aku akan memberikan kepada yang lain."

Abdullah berkata kepadaku, "Kamu saja yang mendatangi beliau."

Zainab, "Maka aku pun beranjak pergi. Ternyata ada seorang wanita dari kalangan Anshar yang telah berada di depan pintu Rasulullah. Dan ternyata keperluanku sama dengan keperluannya. Sedangkan Rasulullah sedang merasa khawatir.  Maka Bilal keluar menemui kami. Kami berkata kepadanya, "Temuilah Rasulullah dan sampaikan kepada beliau bahwa ada dua wanita yang sedang berada di depan pintu."

Bilal menemui Rasulullah dan bertanya kepada beliau. Rasulullah bertanya kepadanya, "Siapa kedua wanita tersebut?"

Bilal menjawab, "Seorang wanita dari Anshar dan Zainab."

Rasulullah bertanya, "Zainab yang mana?"

Bilal menjawab, "Istrinya Abdullah."

Maka Rasulullah bersabda kepadanya, "Keduanya akan mendapatkan dua pahala; pahala kekerabatan dan pahala sedekah." (HR Bukhari Muslim)


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar