Rabu, 15 Januari 2014

Mahar Utama

#BestCoupleEver dibangun oleh insan-insan yang teguh memegang prinsip keislaman dan keimanan | yang hidupnya terniat dan terisikan kebaikan perbaikan | teguh dalam pendirian | menawan berwawasan | diisi oleh insan yang seperti Ummu Sulaim | yang rela mahar beliau adalah islamnya Abu Thalhah....

Ummu Sulaim menikah dengan Malik, ayah Anas- sebelum Islam. Setelah Islam datang, Ummu bergegas masuk Islam, tetapi suaminya enggan. Setelah menjadi muslimah, ia pun berdakwah, menyeru di jalan Allah dirumahnya. Ia biasa mengajarkan kalimat Tauhid kepada putranya, Anas meski senantiasa pula sang suami melarang.

Suatu hari, suaminya pergi ke Syam dan meninggal di sana. Karena saking cintanya pada Nabi, Ummu Sulaim mengirim sang anak untuk dijadikan pelayan beliau.

Sepeninggal suaminya, Abu Thalhah datang kepadanya untuk melamar. Ia menyampaikan maksudnya kepada Ummu Sulaim. Namun, Ummu Sulaim berkata, "Wahai Abu Thalhah, orang sepertimu tidak layak ditolak. Namun, engkau adalah seorang kafir, sedangkan saya adalah seorang muslimah. Aku tidak akan menikah denganmu!"

Abu Thalhah berujar, "Lantas, bagaimana dengan tradisimu?" Ummu bertanya, "Apa? Tradisiku?". Abu Thalhah berujar,"Maksudku, mas kawinnya emas atau perak?" Ummu Sulaim menjawab, "Aku tak menginginkan emas dan perak. Aku hanya ingin engkau masuk Islam. Bila engkau masuk Islam, maka itu adalah maharnya. Aku takkan meminta yang lainnya."

"Lantas, siapa yang dapat membantuku untuk hal itu?" tanya Abu Thalhah.

Ummu Sulaim menjawab, "Kamu bisa meminta bantuan Rasulullah shalalllahu 'alaihi wassalam."

Lalu, Abu Thalhah beranjak pergi ingin menemui Nabi shalallahu 'alaihi wassalam sedangkan beliau saat itu tengah duduk-duduk bersama para sahabat beliau. Ketika beliau melihatnya, maka beliau berkata, "Abu Thalhah datang kepada kalian, sedangkan tanda-tanda keislaman ada di depannya." Lalu Abu Thalhah menyampaikan kepada Rasulullah apa yang dikatakan Ummu Sulaim. Akhirnya, Abu Thalhah menikahinya dengan mahar keislamannya.

Tsabit al-Babani : "Belum pernah sampai kepada kami ada mahar yang lebih agung dari hal itu. Sesungguhnya ia rela islam sebagai mahar."

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar