“(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Penyayang sedang Dia tidak kelihatan (olehnya).” (TQS Qaaf ayat 33)
Al-Fudail
bin Iyadl kala mentadaburi ayat ini berkata, “Itu adalah orang yang
mengingat dosanya di kala sunyi, lalu memohon ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla”
Dalam
Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa termasuk di sini adalah salah satu
dari tujuh orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah di dalam
naungan-Nya. Yaitu orang yang mengingat Allah di kala sunyi lalu
berlinang air mata. Artinya orang yang mengingat Allah karena
keagungan-Nya dan membayangkan pertemuan dengan-Nya atau makna-makna
lain yang muncul di dalam hati.
Subhanallah…
Mendapat
naungan Allah di hari tiada naungan selain naungan-Nya yakni merupakan
harapan terbesar kita. Salah satu golongan dari 7 golongan yang mendapat
naungan-Nya sebagaimana tersebut dalam hadits ialah orang yang berzikir
dalam sunyi lantas meneteskan air mata. Zikir yang memadukan lisan dan
hati mengakibatkan menetesnya air mata. Jiwanya senantiasa merindukan
Allah. Ingin dekat pada Rabbnya.
Tiada
yang mesti dijelaskan lagi selain berharap dan senantiasa melatih diri
serta membiasakan diri dengan berzikir, sholat dengan khusyu’, sediakan
waktu ber‘uzlah, bertafakkur , belajar serta mengambil hikmah dari sirah
dan sejarah , berzikir dalam i’tikaf, mendawamkan berzikir pagi dan
sore , berzikir kala menunggu waktu sholat , berzikir ba’da sholat
fardhu, berzikir di perjalanan , dsb
Semoga Allah memberi kekuatan untuk senantiasa mengingat-Nya , merasakan keagungan-Nya, memohon ampun atas dosa-dosa kita.