Subhanallah….
Musa
‘alaihissalam (beliau kala itu belum diangkat menjadi nabi) tersadar ,
kala beliau telah meninju orang Qibthi, yang kemudian orang Qibthi itu
mati seketika.
Musa berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri
karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah
Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs al-Qashash : 16)
Ibnu
Athiyah kala mentadabburi ayat tersebut mengatakan , “Penyesalan Musa
‘alaihissalam telah membuatnya tunduk kepada Tuhannya dan memohon ampun
atas dosa yang telah dia perbuat. Maka Allah pun mengampuni kesalahannya
tersebut.”
Qatadah
berkata, “Demi Allah, dia (Musa ‘alaihissalam) mengetahui jalan
keluarnya maka dia memohon ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
Subhanallah…
Musa
tahu, kepada Siapa ia kembali, kepada Siapa memohon ampunan atas
zalimnya diri. Nabi Musa tahu dan paham jalan keluar terbaik atas segala
permasalahan ialah menuju kepada-Nya..
Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, sesal atas dosa lebih mulia
daripada sombong karena amalan, status bahkan ilmu. Karena itu, tunggu
apalagi, mari kita segera raih kemuliaan dengan taubah dan inabah.
Takut kita atas sekian banyak daftar dosa yang masuk list peluang
mendapat siksa, malu kita pada Allah atas banyaknya karunia namun kita
balas dengan nista.
Terus berusaha merubah diri dan seru dunia..
Miliki
semangat. Bak semangat sosok seseorang dari ujung kota, bergegas
menasehati Musa dalam kisah. Begitulah sifat dan perangai da’i. Selalu
berupaya membela kepentingan orang banyak, menyingkirkan sesuatu yang
membahayakan, siap menanggung letih dan lelah dan mau mengusulkan solusi
indah untuk selesaikan problema.
Semoga
Allah menggerakkan diri untuk kembali pada-Nya, semoga Allah senantiasa
menambah ilmu pada kita, dan terus senang berdakwah kepada-Nya..
Aamiin
Wallahu’alam