Kamis, 13 Juni 2013

penyair


Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pernah ada dua orang laki-laki (ahli syair) dari golongan Ansar dan golongan lainnya yang saling mengejek dengan syair. Masing-masing mempunyai pengikut orang-orang yang sesat dan bodoh. Ayat 224-226 surah asy-Syu’ara turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Dalam riwayat lain dikemukakan, ketika turun ayat , wasy syu’ara-u yattabi’uhumul ghawun (Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat) sampai.. ma la yaf’alun (apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)) (QS Asy-Syu’ara 224-226), Abdullah bin Rawahah berkata : “Allah benar-benar Mengetahui bahwa salah seorang dari mereka itu adalah aku.” Maka Allah Menurunkan ayat selanjutnya (227) yang mengecualikan ahli syair yang beriman kepada Allah..

Dalam riwayat lain dikemukakan, ketika turun ayat, Wasy syu’ara-u (dan penyair-penyair itu..) sampai akhir ayat (QS asy-syu’ara 224-226), Abdullah bin Rawahah, Ka’ab bin Malik dan Hassan bin Tsabit menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan berkata: “Wahai Rasulullah! Demi Allah, Allah telah Menurunkan Ayat ini, dan Mengetahui kami ini para penyair, karena itu pastilah kami celaka.” Maka Allah Menurunkan ayat selanjutnya (227) sehingga Rasulullah memanggil mereka kembali dan membacakan ayat tersebut, yang mengecualikan mereka dari orang-orang yang celaka..

Subhanallah…


Memang, kerap sekali para penyair, pencipta lagu , lirik ataupun pekerja seni lain merangkai kata-kata dengan kepalsuan, sikap berlebihan, lebay, khayalan tingkat tinggi, bahkan sudah melenceng dari kebenaran. Contoh, lirik-lirik seperti “ku mencintaimu lebih dari apapun”, “aku rela hidup mati untukmu” “hidup mati karenamu”, “tak bisa hidup tanpamu” dsb.. Na’udzubillah…

Anehnya, mereka ataupun seniman tsb ialah orang yang banyak diikuti. Banyak fans. Bahkan penggemar fanatik. lebih banyak jamaah konser yang berbayar daripada jamaah ta’lim yang gratisan. Dsb..

Penyair kerap hanyut tanpa arah. Hingga sering berdusta, mencela kemuliaan, mencaci keturunan, menuduh dsb. Terkadang mereka pun kerap mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan. Mereka menyanjung dan membangga-banggakan kebaikan namun seakan tidak punya usaha untuk melakukannya. Kadang juga tampak , mereka bagus dalam bidang , karya seni , namun ternyata akhlaknya buruk, pemakai narkoba, pezina dsb.. Na'udzubillah.

Kecuali, kelompok penyair, seniman yang beriman dan beramal sholih. Bernafas Islam. Pengingat dan penguat. Bernuansa dakwah dan risalah. Menguat kan jihad. Membela agama. Berisi hikmah dan nasihat indah nan menyentuh. Mendorong laksanakan perbuatan luhur, mencegah dari berbuat tercela. Serta membuat penikmat menjadi ‘ingat’, berisi ilmu yang bermanfaat.

Semoga kita senantiasa menjadi insan yang beriman apapun potensi dan bakat kita. menjadi seniman, seniman yang beriman. Bukan sesat dan menyesatkan. Juga semoga kita juga tidak menjadi pengikut-pengikut , fans , fanatik terhadap “idol-idol” sehingga buta terhadap kebenaran . Aamiin

Subhanallah…

Dan Az-Zamakhsyari berkata : Surah asy-Syu’ara ditutup dengan ayat yang paling menakutkan, paling mencekam , paling menusuk hati dan paling menghentak dada bagi orang-orang yang mau merenungkannya. (Maksudnya Firman Allah : “Dan orang-orang yang zhalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.”)

Karena kata-kata “wasaya’lamu” mengandung ancaman yang sangat keras. Ditambah dengan kata-kata “aladzi dzolamu” yang sangat umum dan kata-kata “ayya munQolabiyyanqolibun” yang sangat global. Dahulu generas salaf menggunakan ayat ini untuk saling menasehati..

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar