Kamis, 13 Juni 2013
dunia ibarat sandal
Ada sebuah perbedaan antara Nabi atau Hamzah dengan Abu Jahal bin Hisyam, meskipun satu keluarga, meskipun sesama bangsa ‘Arab, dsb. Yakni yang terkandung dalam ayat 61 surah al-Qashash
“Maka Apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian Dia pada hari kiamat Termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid tentang firman-Nya, '"Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga)," "ia berkata, "Ayat ini turun tentang Nabi shalallahu ’alaihi wa salam dan Abu Jahal bin Hisyam."
Ia meriwayatkan dari jalur lain darinya bahwa ia turun tentang Hamzah dan Abu Jahal.
Subhanallah…
Apakah sama antara hamba dijanjikan Allah peroleh surga penuh kenikmatan berkat amal kebajikannya, dengan orang yang diberikan Allah berbagai kenikmatan dunia yang singkat , tidak kekal, dan beragam kelezatan yang akan sirna, lebih mengutamakan dunia daripada akhirat dan melupakan hari Kiamat? Apakah sama seorang mukmin yang berusaha untuk akhirat, dengan yang sibuk dengan dunia hingga lupakan akhirat, tidak peduli petunjuk dan tidak tunduk, hingga saat berakhir masa aktif di dunia tidak punya bekal melainkan kerugian? Tentu tidak sama. Tentu beda.
Sesungguhnya orang yang diberi kenikmatan hidup duniawi, tetapi tidak mempergunakannya sama sekali untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, maka dia siap diseret ke dalam neraka.
Dunia ini ibarat sandal yang digunakan untuk berjalan menuju akhirat, ia tidak ditinggalkan namun digunakan, ia tidak dicintai namun dipakai, dan alangkah lucu orang yang mencium-cium sandalnya karena cinta? Dunia ini ibarat jembatan menuju akhirat, ia sebagai sarana menuju, bukan tempat tinggal, namun alangkah bahaya, bila membangun rumah, membangun istana di atas jembatan.
Semoga Allah membimbing dan membantu kita. Mempergunakan karunia yang Allah beri , baik berupa kekuasaan,harta, dan yang lain untuk akhirat, sebagai washilah, bukan sebagai ghoyah..
Aamiin
Satu lagi, kala mentadabburi ayat 71-72 , Al-Wazir Ibnu Hubairah mengatakan ,
“Perhatikan firman Allah dalam surat al-Qashash ayat 71 dan pada ayat berikutnya 72. Allah Menyebut pendengaran ketika menyebut malam dan menyebut penglihatan ketika menyebut siang, karena pada malam hari manusia bisa mendengar lebih baik daripada siang hari, dan pada siang hari manusia dapat melihat lebih banyak daripada malam hari.
Wallahu’alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)