Manusia
keluar dari rahim ibu sebagai bayi setelah masa kandungan. Saat
dilahirkan, manusia diberi bekal pendengaran, penglihatan dan hati
sebagai sarana untuk mencari ilmu pengetahuan.
Dengan ilmu pengetahuan itu, manusia diharapkan bersyukur kepada Allah dengan cara mengesakan-Nya dan beribadah hanya kepada-Nya semata..
Dari
bekal-bekal tersebut kita dapat melihat angkasa dan mengambil pelajaran
darinya, salah satu yang patut diperhatikan bagaimana burung dapat
terbang di angkasa. Hanya the power of ar-Rahman –lah bekerja di sana.
Dan
manusia dengan bekal yang sudah diberi Allah mengambil dan hidup
kreativitasnya, berdasarkan ayat 79, manusia terinspirasi membuat
pesawat dsb. Dari isyarat ayat-ayat kauliyah (Al-Qur’an) manusia
transfer ke ayat-ayat kauniyah (fenomena Alam semesta) manusia pun
menterjemahkan dalam bahasa teknologi yang dipinjami oleh ilmu aero
dinamika, maka sayap pada burung yang mempunyai ketebalan yang tipis dan
permukaan yang lebar akan berakibat munculnya daya angkat pada sayap
tersebut. Perpaduan antara daya angkat dengan daya dorong yang
dihasilkan oleh mesin turbo maka menjadikan pesawat terbang tersebut
bisa terbang di angkasa bebas..
Masya Allah..
Dan alangkah bahaya kalau kita sudah tahu akan nikmat-nikmat Allah, tapi tetap tidak taat. Tidak patuh pada perintah…
Seperti
asbabun nuzul ayat 80-83 ayat an-Nahl, bahwa dalam suatu riwayat
dikemukakan, ketika seorang Arab bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi
wa salam tentang Allah, beliau membacakan ayat, Wallahu ja’ala lakum
mim buyutikum sakana (Dan Allah Menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai
tempat tinggal..) (QS an-Nahl 80). Orang itu pun mengiakannya. Kemudian
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam membaca kelanjutan ayat tersebut,.. wa
ja’ala lakum min juludil an’ami buyutan tastakhiffunaha yauma zha’nikum
wa yauma iqamatikum.. (..dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah
[kemah-kemah] dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan
[membawanya] di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim…) (QS
an-Nahl 80). Orang itu pun mengiakannya. Kemudian Rasulullah membaca
lagi kelanjutan ayat tsb, dan orang itu pun mengiakannya. Namun, ketika
Rasulullah sampai pada ayat, .. kadzalika yutimmu ni’matahu ‘alaikum
la’allakum tuslimun (… demikianlah Allah Menyempurnakan Nikmat-Nya
atasmu agar kamu berserah diri [kepada-Nya]) (Qs an-Nahl 81), orang itu
berpaling dan tidak mau masuk Islam.
Maka
turunlah ayat selanjutnya (QS an-Nahl 83) yang menegaskan bahwa
walaupun orang-orang tahu akan Nikmat yang Diberikan Allah, tapi
kebanyakan mereka tetap kafir.
Subhanallah..
Begitulah dengan perbekalan yang diberikan untuk peroleh ilmu pengetahuan, maka tujuan selanjutnya untuk melakukan ketaatan…
Wallahu’alam