Dalam ayat ini Allah Swt bersumpah dengan langit dan bintang-bintang bersinar yang menghiasinya. Oleh karena itu, Allah swt berfirman, "Demi langit dan yang datang pada malam hari." Kemudian Allah Swt mengajukan pertanyaan, "Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?" Ayat tersebut oleh para Mufasir ditafsirkan dengan ayat berikutnya, "(yaitu) bintang yang cahayanya menembus." Qatadah dan yang lainnya mengatakan, "Dinamai dengan Najmu Tsaqib (bintang yang bercahaya) karena dia nampak pada malam hari dan tidak terlihat pada siang hari."
Firman Allah Swt "Ats-Tsaqib" menurut Ibnu Abbas maksudnya adalah yang menyinari. Menurut As-Sadyi maksudnya adalah yang menembus syetan ketika dilemparkan kepadanya. Menurut Ikrimah maksudnya adalah bintang yang menerangu dan apabila dilemparkan kepada syetan, maka setan akan terbakar.
Firman Allah swt "Tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya.." Sesungguhnya setiap jiwa diberikan penjagaan oleh Allah Swt yang memelihara dia dari berbagai bahaya. Seperti disebutkan dalam ayat, "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah (QS ar-Ra'd : 11).
Firman Allah swt, "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?" Ayat ini merupakan peringatan bagi manusia bahwa betapa lemah asal penciptaan dirinya, sekaligus sebagai petunjuk untuk mengingat hari akhirat, sebab Dzat yang kuasa menciptakan kita pertama kali sudah pasti ia kuasa untuk mengembalikannya kembali seperti penciptaannya yang pertama. Seperti disebutkan dalam ayat, "dan Dialah yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya (QS ar-Rum : 27)
Demikian beberapa ringkasan tafsir Ibnu katsir mengenai ayat ayat awal surah at-Tariq. Semoga Allah menjauhkan diri kita dari sifat sombong. Aamiin
Wallahua'lam
0 Comments