Sabtu, 08 April 2017

Banyak Harta Bukan Berarti Yang Dicinta


Fajar (Al-Fajr):15 - Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".

Kala mentadabburi ayat 15 surah al-Fajr, Mujahid berkata, “Manusia menyangka bahwa Allah memuliakannya karena hartanya yang banyak dan Allah menghinakannya karena hartanya yang sedikit. Dia bohong. Sesungguhnya Allah memuliakan seseorang karena ia taat kepada-Nya dan menghinakan seseorang karena ia durhaka kepada-Nya.”

Subhanallah..

Seringkali kita terjebak menjadi pribadi materialistis. Menilai kemuliaan dan kehinaan dari harta duniawi. Saat diuji Allah dengan kemakmuran, harta melimpah, nikmat yang menyenangkan manusia kerap tertipu dan terperdaya. Ia merasa dimuliakan Tuhan. Sementara itu, kala Tuhan menguji dengan kemiskinan, kesengsaraa hidup, kesempitan rezeki, ia mengira bahwa dirinya dihinakan Tuhan.

Na’udzubillah...
Semoga kita tidak terjangkit penyakit seperti itu. Semoga kita jauh dari mencintai harta secara berlebihan, menjadi budak harta benda, menghabiskan waktu untuk menumpuk, menentang berbagai bahaya demi merengkuh, terlalu sering bepergian untuk mengejarnya.

Hendaknya ujian berjudul kekayaan itu untuk disyukuri dan dibagi.

Belajarlah dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Siapakah yang akan membeli sumur Rumat untuk melepaskan dahaga. Mudah-mudahan Allah Mengampuni dosanya.” Sumur itu pun dibeli oleh Utsman. Nabi bersabda : “Apakah engkau rela sumur itu dijadikan sumber air minum bagi semua orang?” Utsman mengiakannya..
Maka Allah Menurunkan ayat 27 surah al-Fajr (Ya ayyatuhannafsul muthmainnah…) berkenaan dengan Utsman.

Subhanallah…

Islam tidak melarang untuk kaya terbukti dari sahabat-sahabat Nabi yang kaya raya. Namun, Islam mengajarkan untuk meletakkannya di tangan bukan di hati. Mengumpulkan harta untuk berbakti pada Ilahi, untuk dibagi-bagi. Bukan untuk ditumpuki dan melalaikan kewajiban.

Semoga Allah membuat dunia di tangan dan akhirat di hati. Aamiin
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar