Orang yang berkemul (Al-Muddaththir):1 -2 : - Hai orang yang berkemul (berselimut),bangunlah, lalu berilah peringatan!
Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Ketika aku telah selesai uzlah –selama sebulan di Gua Hira’-, aku turun ke lembah. Sesampainya ke tengah lembah, ada yang memanggilku, tetapi aku tidak melihat seorang pun di sana. Aku menengadahkan kepala ke langit. Tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah mendatangiku di Gua Hira. Aku cepat-cepat pulang dan berkata (kepada orang rumah): “Selimutilah aku! Selimutilah aku!” Maka turunlah ayat al-Muddatstsir ayat 1-2 sebagai perintah untuk menyingsingkan selimut dan berdakwah..
Subhanallah…
Ayat-ayat awal surah al-Muddatstsir ialah tergolong wahyu yang turun di awal mula risalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Di dalamnya ada perintah untuk berdakwah dan juga solusi dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam dakwah maupun kehidupan. Tentunya ayat dan pesan tersebut tidak hanya untuk Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam semata namun juga kita sebagai ummatnya.
Bahwa kita mesti berdakwah, memberi cahaya pada kelamnya dunia, mengajak untuk bertauhid, taat, memberi peringatan akan azab pedih bagi sesiapa yang melanggar perintah Allah.
Begitupula, dalam menghadapi masalah dalam hidup ataupun sedang galau maka solusinya kita mesti Move on, bergerak, Qum! . Lantas jangan menyendiri bergalau ria, namun carilah kebersamaan dengan orang lain.
Kemudian, Allah memerintah agar mengagungkan-Nya dengan mengesakan dan menyucikan-Nya dari segala tuhan-tuhan palsu. Berzikir, menyifati-Nya dengan sifat yang Dia sematkan pada-Nya dan mengagungkan-Nya. seorang Dai mesti mendekat pada-Nya , senantiasa berkomunikasi pada Rabb-nya, beribadah tanpa mempersekutukan-Nya..
Begitupula, dalam menghadapi masalah dalam hidup. Sadari dan yakini bahwa masalah yang dihadapi berasal dari Allah dan Allah Maha Agung mampu mengangkat masalah itu dalam kehidupan kita.
Kemudian dalam dakwah dan kehidupan juga mesti memperhatikan ‘pakaian’ ataupun penampilan serta jiwa. Hendaknya membersihkan pakaian dari najis, membersihkan diri dari maksiat dan dosa, mensterilkan tauhid dari kemusyrikan. Dalam dakwah, penampilan fisik maupun kecantikan jiwa dapat menarik mad’u.
Dalam menghadapi masalah kehidupan pun, mesti perhatikan aspek penampilan di hadapan orang lain. Baik itu penampilan, performa atau kinerja maupun sikap harus bernuansa positif. Selain itu, mesti banyak beristighfar , serta maksimal meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang selama ini dilakukan.
Kemudian, dalam dakwah, keikhlasan yang utama. Tidak mengharap imbalan lebih dari mad’u. Tidak menyakiti perasaan. Berbuat sesuatu dilandasi keikhlasan bukan buat minta imbalan lebih, (cukup dari Allah) apalagi berbangga-banggaan.
Dan satu poin utama ialah kesabaran. Dalam dakwah, dalam menjalankan ketaatan, dalam menjauhi kemaksiatan serta menghadapi segala masalah dan musibah bersabarlah. Niatkan cari pahala dan ridho Allah.
Semoga Allah menjadikan kita menjadi lebih baik.
Wallahua'lam.