Rabu, 08 Maret 2017
Menerima Kitab Catatan Amal
Hari kiamat (Al-Ĥāqqah):19 - Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)".
Dalam tafsir Maraghi dijelaskan bahwa orang yang diberi kitab catatan amalnya di tangan kanannya, akan berkata kepada orang-orang di dekatnya dengan gembira. "Kemarilah, bacalah kitab catatanku." Sebab, ia mengetahui bahwa ketika seseorang menerima kitab catatannya dengan tangan kanan, berarti ia termasuk golongan orang yang selamat dan beruntung dengan kenikmatan surga. Itulah sebabnya ia memperlihatkannya kepada orang-orang lain agar mereka turut bergembira.
Allah Swt menyebutkan alasan mengapa mereka bergembira, yakni dengan pernyataannya, "Sungguh aku senang dan gembira karena aku tahu bahwa Tuhanku akan menghisabku dengan hisab yang ringan. Sungguh sekarang Dia telah menghisabku demikian. Karena Allah sesuai dugaan hamba-Nya kepada-Nya."
Al-Dahak berkata, "Sungguh, dugaan (zann) orang beriman adalah keyakinan, sedangkan dugaan orang kafir adalah keraguan." Mujahid berkata, "Zann di akhirat adalah keyakinan, sedangkan zann di dunia adalah keraguan."
Al-Hasan berkata mengenai ayat ini, "Orang Mukmin itu baik dugaannya kepada Allah, sehingga baik pula amalannya untuk akhirat. Sedangkan orang kafir itu buruk dugaannya kepada Allah, sehingga buruk amalannya untuk akhirat."
Orang yang menerima kitab catatannya dengan tangan kanan akan mendapatkan kehidupan yang menyenangkan, jauh dari hal-hal yang tidak mengenakkan, dihormati dan dimuliakan.
Sedangkan orang yang diberi kitab catatan amalnya dengan tangan kiri berharap seandainya ia tidak diberi kitab catatan itu. Sebab, ketika ia melihat lembar demi lembar kitab catatan amalannya dan mengingat amalan-amalan buruknya di dunia dulu, ia akan malu dan berkhayal untuk tidak disiksa di neraka dan mendapat malu seperti itu. Ini menunjukkan bahwa siksaan rohani lebih dahysat daripada siksaan fisik. Ia tidak mengetahui seperti apa hasil hisabnya kelak, karena semuanya adalah siksa dan derita. Kekuasaan dan kekuatan yang mereka miliki di dunia telah sirna. Ia berubah menjadi fakir yang hina. Demikian Maraghi.
Demikianlah bahwa seseorang berprasangka baik pada-Nya dapat dilihat dari amal baiknya. Orang yang mengatakan bahwa ia berprasangka baik padaNya tetapi sering melakukan amal buruk, sejatinya itu bukan prasangka baik. Prasangka baik itu pasti diikuti amal baik. Jika tidak itu namanya ia tertipu.
Semoga Allah memberikan kita kitab di tangan kanan kita. Aamiin.
Wallahua'lam.


Langganan:
Posting Komentar (Atom)