Pada
era tekhnologi komunikasi saat ini, muncul sebuah fenomena baru yang merambah
ummat muslim. Ia bernama Selfie atau
foto Narsis. Swafoto atau foto narsisis (bahasa Inggris: selfie) adalah jenis
foto potret diri yang diambil sendiri dengan menggunakan kamera digital atau
telepon kamera. Fenomena Selfie atau
foto narsis saat ini sedang melanda dunia maya khususnya media sosial. Mulai
dari orang biasa hingga selebriti ternama, pria dan wanita, anak-anak, remaja bahkan hingga kalangan
dewasa seakan tak lepas dari fenomena ini. Kata Selfie muncul pada tahun 2002 di forum internet di Australia. Pada
tahun 2013, kata selfie secara resmi tercantum dalam Oxford English Dictionary.
Selfie terus popular hingga tahun 2014 lalu dijadikan tahun Selfie. Berdasarakan penelitian, hobby Selfie menunjukkan tingginya narsisme
dan cenderung psikopat. Menurut Dr. Pamela Rutledge, Director Media Psychology
Research Centre, seperti dikutip dari Mashable.com, pelaku Selfie ialah seseorang yang kesepian, butuh pengakuan, selalu ingin
menjadi pusat perhatian dan biasanya tidak terlalu pintar.
Yang
mengkhawatirkan ternyata banyak pelaku selfie tersebut adalah kaum wanita.
Dengan berbagai teknik, model dan ekspresi mereka, mulai dari yang tak berhijab
bahkan yang sudah berjilbab pun meng-upload
foto wajah atau diri ke ruang publik. Rasa malu dan ‘izzah seolah luntur dengan menampilkan wajah mereka pada orang
banyak melalui media sosial.
Sebagaimana
tercantum dalam surah an-Nur ayat 31, dalam Islam wanita diperintah untuk
menutup aurat dan dilarang untuk tabarruj. Secara sederhana, tabarruj berarti
menampakkan perhiasan dan kecantikan di depan lelaki non mahrom. Dalam ayat tsb
ada juga kalimat ” janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan”. Ibnu Katsir
mengatakan tentang ayat di atas, “Di masa jahiliyah dahulu apabila para wanita
berjalan di jalan-jalan sedangkan mereka mengenakan gelang kaki tetapi tidak
bersuara (suaranya tidak didengar) maka mereka pun menghentakkan kaki mereka ke
tanah sehingga kaum laki-laki pun mengetahui bunyi gemerincingnya. Lalu Allah
pun melarang kaum mukminat dari perbuatan tersebut. Yang termasuk larangan seperti
itu juga ialah apabila ada suatu perhiasannya yang tertutup lalu ia
menggerak-gerakkannya dengan gerakan tertentu dengan tujuan menampakkan sesuatu
yang tersembunyi di dalamnya, maka itu masuk dalam larangan ini berdasarkan
ayat ini. Demikian juga para mukminat dilarang dari berharum-harum dengan
parfum tatkala keluar rumah dengan tujuan agar kaum laki-laki mencium baunya.”
Singkatnya, wanita juga dilarang untuk mencari atau menarik perhatian lelaki
yang tidak halal.
Wanita dengan segala
kecantikan dan keindahan yang dianugerahkan Allah padanya, bisa menjadi fitnah
besar bagi lelaki. Dan meskipun jumhur ulama tidak menyatakan sebagai aurat,
tak bisa dipungkiri bahwa salah satu daya tarik utama wanita ialah wajah. Farrijalu yuriidu ayyata'arofu 'ala jamalul
mar'atu innama yanzuru ila wajhihaa. Dalam sebuah riwayat diceritakan,
Fadhl bin Abbas (saudaranya Ibn Abbas) pernah membonceng Nabi saw di belakang
beliau, karena tunggangan Fadhl kecapekan. Kemudian Nabi saw berhenti di atas
tunggangannya, untuk menjawab pertanyaan banyak sahabat yang mendatangi beliau.
Tiba-tiba datang seorang wanita dari Bani Khats’am, seorang wanita yang sangat
cantik wajahnya untuk bertanya kepada Nabi saw. Maka Fadhl-pun langsung
mengarahkan pandangan kepadanya, dan takjub dengan kecantikannya. Kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memalingkan wajah beliau, namun Fadhl
tetap mengarahkan pandangannya ke wanita tersebut. Lalu Nabi saw. memegang
rahang Fadhl dan memalingkan wajahnya agar tidak melihat si wanita. Bahkan Karena
resiko fitnah yang bisa timbul dari wajah lah, sebagian ulama menganjurkan
wanita yang memiliki wajah yang cantik untuk bercadar.
Nah, Fenomena
Selfie yang mana orang tersebut menyengaja memfoto wajah dengan berbagai
ekspresi untuk kemudian dipublikasikan ke media sosial sangat rawan terhadap
fitnah. Banyaknya foto-foto tersebut
wanita yang mengupload foto selfie bisa mengundang penasaran para
laki-laki karena memang fitnah/ujian wanita yang cukup besar dan menjadi fitnah
terbesar laki-laki. Karena itu, hendaknya setiap muslim terutama muslimah menyadari
hal ini dan mulai menghilangkan kebiasaan tersebut.
Penutup
Dalam
Islam, rasa malu merupakan salah satu akhlak yang utama. Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah
malu” (HR Ibnu Majah). Bahkan dalam hadist lain dijelaskan iman dan malu itu
dua hal yang berkaitan. Jika yang satu hilang, maka hilang pula yang lain. Rasa malu harus dimiliki oleh setiap muslim
terlebih kepada wanita. Dalam kitab Nashoihul
Ibad, karya Syeikh Nawawi al-Bantani
disebutkan bahwa sebagian ahli hikmah mengatakan, “Rasa malu itu baik jika ada
pada kaum lelaki. Namun lebih baik lagi jika ada pada kaum wanita.”
Wanita juga
merupakan salah satu fitnah terbesar bagi pria. Rasulullah saw. Bersabda, “Tidaklah
aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat
menghilangkankan akal laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian
wahai wanita.”. Wallahua’lam.
(terbit di Mimbar Umum, Medan, Sumut)