Oleh : Islahuddin Panggabean, S.Pd
(diterbitkan di Harian Sinar Indonesia Baru, Sumut, 6 November 2015)
Islam amat menghargai posisi
wanita. Wanita diletakkan di
posisi terhormat. Islam-lah yang merubah posisi wanita yang tadinya hina
menjadi mulia. Menjadi begitu istimewa. Sebelum datang Islam, seluruh
umat manusia memandang hina kaum wanita. Jangankan memuliakannya, menganggapnya
sebagai manusia saja tidak.
Orang-orang Yunani menganggap
wanita sebagai sarana kesenangan saja. Orang-orang Romawi memberikan hak atas
seorang ayah atau suami menjual anak perempuan atau istrinya. Orang Arab
memberikan hak atas seorang anak untuk mewarisi istri ayahnya. Mereka tidak
mendapat hak waris dan tidak berhak memiliki harta benda. Hal itu juga terjadi di Persia, Hidia dan
negeri-negeri lainnya. Bahkan kelahiran anak perempuan sangat tidak diharapkan
karena merupakan aib.
Orang-orang Arab ketika itu pun biasa mengubur
anak-anak perempuan mereka hidup-hidup tanpa dosa dan kesalahan, hanya karena
ia seorang wanita. Mereka mengubur anak-anak perempuan mereka, sebagian mereka
langsung menguburnya setelah hari kelahirannya, sebagian mereka menguburnya
setelah ia mampu berjalan dan berbicara. Ini adalah diantara perbuatan terburuk
orang-orang jahiliyyah. Mereka terbiasa dengan perbuatan ini dan menganggap hal
ini sebagai hak seorang ayah, maka seluruh masyarakat tidak ada yang
mengingkarinya.
Begitulah, keadaan wanita di zaman jahiliyah
yaitu zaman sebelum datangnya cahaya yang terang benderang yakni Islam. Dalam
Islam, posisi wanita dijadikan sangat istimewa baik sebagai ibu, istri, anak
atau saudari perempuan maupun wanita secara umum. Pertama, Istimewanya Seorang Ibu. Islam menjadikan ibu lebih berhak
untuk dihormati daripada ayah. Dalam sebuah hadist ditanya pada Baginda, “Siapa
yang paling berhak saya pergauli dengan baik?” Maka Nabi menjawab, “Ibumu”
hingga tiga kali baru kemudian ayah. Bahkan berbakti pada ibu bisa lebih utama
daripada jihad. Suatu ketika Jahimah menemui Nabi meminta ikut berjihad. Nabi
bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”Dia menjawab, “Ya.” Nabi pun memerintahkan
kembali pulang untuk menjaga ibunya. Selain
itu, Berbakti pada ibunda merupakan sarana penghapus dosa. Seorang lelaki
pernah mendatangi Nabi mengaku telah berbuat dosa besar dan ingin bertaubat.
Lantas Nabi memerintahkan untuk berbakti pada ibunya. Doa Ibu kepada anaknya
juga merupakan salah satu doa yang mustajab. Dan yang paling mashyur bahwa
dianalogikan bahwa syurga itu dibawah telapak kaki ibu. Sebuah bukti kemuliaan
seorang wanita (ibu).
Kedua, Istimewanya seorang Istri. Islam
menetapkan perlakuan kepada istri sebagai tolak ukur kebaikan seseorang. Dalam
hadist disebutkan, “Wanita adalah partner laki-laki. Tidak ada yang memuliakan
mereka melainkan laki-laki yang baik. Dan tidak ada yang merendahkan mereka
melainkan laki-laki hina.”(HR Ahmad). Begitupula Nabi bersabda, “Orang
yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. Dan
aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku.” Islam juga memerintahkan agar para istri
mendapatkan mahar, nafkah dan hak lain secara baik dari suami. Sedangkan
seorang istri dibolehkan menikmati hartanya sendiri. Selain itu, dalam menggauli
dan menasehati mereka harus secara baik serta tidak membenci mereka. Nabi
berpesan, “Janganlah seorang mukmin membenci mukminah. Sebab, jika dia membenci
salah satu sifatnya, dia pasti menyukai sifatnya yang lain.” (HR Muslim). Selain itu, ada jaminan boleh masuk syurga
dari pintu mana saja bagi istri yang sholihah dan patuh pada suaminya.
Ketiga, Istimewanya Anak dan Saudari
Perempuan. Anak ataupun saudari perempuan adalah anugerah. Seorang ayah harus
mendahulukan anak perempuannya dalam hal berbagi hadiah/ kebahagiaan daripada
anak lelaki. Nabi saw menjanjikan pahala khusus bagi orang yang merawat,
mendidik dan memperlakukan mereka dengan baik. Sebuah hadits riwayat Tirimidzi
bahwa Nabi bersabda, “Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, tiga saudari,
dua anak perempuan atau dua saudari. Kemudian ia mempergauli mereka dengan baik dan takut kepada Allah, maka
dia mendapat surga.” Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan, “Kemudian
mendidik, menikahkan dan berbuat baik pada mereka, maka dia mendapat surga.”
Menyayangi anak perempuan juga dicontohkan oleh baginda Nabi sendiri kepada
putri-putrinya. Bahkan Nabi bersabda, “Fathimah adalah bagian dari diriku,
barangsiapa membuatnya marah berarti dia juga membuatku marah.”
Keempat, Istimewanya wanita secara umum. Diantaranya wanita bisa mendapatkan
pahala laki-laki secara penuh. Allah tidak menekankan beberapa hal pada wanita,
seperti sholat berjamaah di masjid atau sholat jum’at maupun jihad. Namun ia
bisa saja mengerjakan dan turut serta jika menghendaki pahala. Wanita juga
lebih bebas mempergunakan waktu terutama bagi wanita yang tidak terbebani
menghidupi diri sendiri. Wanita juga boleh menggunakan emas, sutera selagi di
dunia. Dalam Islam, wanita juga bisa menggugat cerai. Serta beragam
keistimewaan yang lain.
Penutup
Islam berisi ajaran yang sesuai dengan fitrah
manusia baik itu pria maupun wanita. Dalam beberapa hal, Allah melebihkan
wanita daripada laki-laki. Ada keistimewaan khusus buat para wanita baik
sebagai ibu, istri, anak maupun wanita secara umumnya. Hal ini yang harus
diketahui terutama para akhwat bahwa kamu begitu istimewa. Wallahu a’lam.