Minggu, 29 November 2015

Karena Wanita Begitu Istimewa



Oleh : Islahuddin Panggabean, S.Pd
(diterbitkan di Harian Sinar Indonesia Baru, Sumut, 6 November 2015)

 Islam amat menghargai posisi wanita. Wanita diletakkan di posisi terhormat. Islam-lah yang merubah posisi wanita yang tadinya hina menjadi mulia. Menjadi begitu istimewa. Sebelum datang Islam, seluruh umat manusia memandang hina kaum wanita. Jangankan memuliakannya, menganggapnya sebagai manusia saja tidak.

Orang-orang Yunani menganggap wanita sebagai sarana kesenangan saja. Orang-orang Romawi memberikan hak atas seorang ayah atau suami menjual anak perempuan atau istrinya. Orang Arab memberikan hak atas seorang anak untuk mewarisi istri ayahnya. Mereka tidak mendapat hak waris dan tidak berhak memiliki harta benda. Hal itu juga terjadi di Persia, Hidia dan negeri-negeri lainnya. Bahkan kelahiran anak perempuan sangat tidak diharapkan karena merupakan aib.

Orang-orang Arab ketika itu pun biasa mengubur anak-anak perempuan mereka hidup-hidup tanpa dosa dan kesalahan, hanya karena ia seorang wanita. Mereka mengubur anak-anak perempuan mereka, sebagian mereka langsung menguburnya setelah hari kelahirannya, sebagian mereka menguburnya setelah ia mampu berjalan dan berbicara. Ini adalah diantara perbuatan terburuk orang-orang jahiliyyah. Mereka terbiasa dengan perbuatan ini dan menganggap hal ini sebagai hak seorang ayah, maka seluruh masyarakat tidak ada yang mengingkarinya.

Begitulah, keadaan wanita di zaman jahiliyah yaitu zaman sebelum datangnya cahaya yang terang benderang yakni Islam. Dalam Islam, posisi wanita dijadikan sangat istimewa baik sebagai ibu, istri, anak atau saudari perempuan maupun wanita secara umum. Pertama, Istimewanya Seorang Ibu. Islam menjadikan ibu lebih berhak untuk dihormati daripada ayah. Dalam sebuah hadist ditanya pada Baginda, “Siapa yang paling berhak saya pergauli dengan baik?” Maka Nabi menjawab, “Ibumu” hingga tiga kali baru kemudian ayah. Bahkan berbakti pada ibu bisa lebih utama daripada jihad. Suatu ketika Jahimah menemui Nabi meminta ikut berjihad. Nabi bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”Dia menjawab, “Ya.” Nabi pun memerintahkan kembali pulang untuk menjaga ibunya.  Selain itu, Berbakti pada ibunda merupakan sarana penghapus dosa. Seorang lelaki pernah mendatangi Nabi mengaku telah berbuat dosa besar dan ingin bertaubat. Lantas Nabi memerintahkan untuk berbakti pada ibunya. Doa Ibu kepada anaknya juga merupakan salah satu doa yang mustajab. Dan yang paling mashyur bahwa dianalogikan bahwa syurga itu dibawah telapak kaki ibu. Sebuah bukti kemuliaan seorang wanita (ibu).

Kedua, Istimewanya seorang Istri. Islam menetapkan perlakuan kepada istri sebagai tolak ukur kebaikan seseorang. Dalam hadist disebutkan, “Wanita adalah partner laki-laki. Tidak ada yang memuliakan mereka melainkan laki-laki yang baik. Dan tidak ada yang merendahkan mereka melainkan laki-laki hina.”(HR Ahmad). Begitupula Nabi bersabda, “Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku.” Islam juga memerintahkan agar para istri mendapatkan mahar, nafkah dan hak lain secara baik dari suami. Sedangkan seorang istri dibolehkan menikmati hartanya sendiri. Selain itu, dalam menggauli dan menasehati mereka harus secara baik serta tidak membenci mereka. Nabi berpesan, “Janganlah seorang mukmin membenci mukminah. Sebab, jika dia membenci salah satu sifatnya, dia pasti menyukai sifatnya yang lain.” (HR Muslim).  Selain itu, ada jaminan boleh masuk syurga dari pintu mana saja bagi istri yang sholihah dan patuh pada suaminya.

Ketiga, Istimewanya Anak dan Saudari Perempuan. Anak ataupun saudari perempuan adalah anugerah. Seorang ayah harus mendahulukan anak perempuannya dalam hal berbagi hadiah/ kebahagiaan daripada anak lelaki. Nabi saw menjanjikan pahala khusus bagi orang yang merawat, mendidik dan memperlakukan mereka dengan baik. Sebuah hadits riwayat Tirimidzi bahwa Nabi bersabda, “Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, tiga saudari, dua anak perempuan atau dua saudari. Kemudian ia mempergauli mereka dengan baik dan takut kepada Allah, maka dia mendapat surga.” Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan, “Kemudian mendidik, menikahkan dan berbuat baik pada mereka, maka dia mendapat surga.” Menyayangi anak perempuan juga dicontohkan oleh baginda Nabi sendiri kepada putri-putrinya. Bahkan Nabi bersabda, “Fathimah adalah bagian dari diriku, barangsiapa membuatnya marah berarti dia juga membuatku marah.”

Keempat,  Istimewanya wanita secara umum. Diantaranya wanita bisa mendapatkan pahala laki-laki secara penuh. Allah tidak menekankan beberapa hal pada wanita, seperti sholat berjamaah di masjid atau sholat jum’at maupun jihad. Namun ia bisa saja mengerjakan dan turut serta jika menghendaki pahala. Wanita juga lebih bebas mempergunakan waktu terutama bagi wanita yang tidak terbebani menghidupi diri sendiri. Wanita juga boleh menggunakan emas, sutera selagi di dunia. Dalam Islam, wanita juga bisa menggugat cerai. Serta beragam keistimewaan yang lain.

Penutup  
Islam berisi ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia baik itu pria maupun wanita. Dalam beberapa hal, Allah melebihkan wanita daripada laki-laki. Ada keistimewaan khusus buat para wanita baik sebagai ibu, istri, anak maupun wanita secara umumnya. Hal ini yang harus diketahui terutama para akhwat bahwa kamu begitu istimewa. Wallahu a’lam.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar