Untuk menjadi #BestCoupleEver, pasangan suami istri itu diwajibkan untuk memahami karakter satu sama lain bersamaan dengan proses pengarungan samudera rumah tangga | karena sebenarnya, kita memahami karakter sejati pasangan, ketika menjalani kehidupan berkeluarga, bukan sebelum menikah | Nah, komitmen untuk memahami dalam proses itulah yang mesti dipunya oleh setiap pasangan...
Nah, salah satu tips buat #BestCoupleEver ialah hendaknya tiap pasangan menanyakan, memberitahukan dan mengetahui hal-hal yang disukai serta dibenci pasangan hidup dalam ta'aruf atau awal-awal pernikahan | karena merupakan fitrah, tiap orang memiliki kesukaan dan ketidaksukaan | sehingga setidaknya dari semenjak awal kita dapat lebih berhati-hati dalam bertindak dan berucap terhadap pasangan serta menyesuaikan diri |
Kisah Syuraih al-Qadhi hendaknya menginspirasi #BestCoupleEver | beliau tidak pernah marah, emosian pada istri selama 20 tahun, ketika ditanya Asy-Sya'bi | karena istrinya luar biasa...
Asy-Sya'bi bertanya kepadanya tentang keadaannya di rumahnya. Beliau menjawab, "Selama 20 tahun aku tidak melihat sesuatu yang membuatku marah terhadap istriku."
Asy-Sya'bi bertanya, "Bagaimana itu terjadi?"
Syuraih menjawab, "Sejak malam pertama aku bersua dengan istriku, aku melihat padanya kecantikan yang menggoda dan kecantikan yang langka. Aku berkata dalam hati, "Aku akan bersuci dan sholat dua rakaat sebagai tanda syukur kepada Allah." Ketika aku salam dan mendapati istriku menunaikan sholat dengan sholatku dan salam dengan salamku, maka ketika rumahku telah sepi dari para sahabat dan rekan-rekan, aku berdiri menuju kepadanya. Aku ulurkan tanganku kepadanya, maka ia berkata, 'Perlahan, wahai Abu Umayyah, seperti keadaanm semula.'
Kemudian ia berkata, "Segala puji bagi Allah. Aku memuji-Nya dan memohon pertolongan kepada-Nya. Aku sampaikan sholawat dan salam atas Muhammad dan keluarganya. Sesungguhnya aku adalah wanita asing yang tidak mengetahui akhlakmu, maka jelaskanlah kepadaku apa yang engkau sukai sehingga aku akan melakukannnya dan apa yang engkau tidak sukai sehingga aku meninggalkannya."
Ia melanjutkan, 'Sesungguhnya pada kaummu terdapat wanita yang dapat engkau nikahi, dan pada kaumku terdapat pria yang sekufu denganku. Tetapi jika Allah menentukan suatu perkara, maka perkara itu terjadi. Engkau telah berkuasa, maka lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, yaitu , menahan dengan baik atau mencerai dengan baik. Aku ucapkan sampai di sini saja, dan aku mohon ampun kepada Allah untukku dan untukmu."
Syuraih berkata, "Demi Allah, wahai Asy-Sya'bi, ia membuatku membutuhkan khutbah di tempat tersebut. Aku katakan, "Segala puji bagi Allah. Aku memuji-Nya dan memohon pertolongan kepada-Nya. Aku sampaikan sholawat dan salam atas Nabi dan keluarganya. Sesungguhnya engkau mengatakan suatu pembicaraan yang bila engkau teguh di atasnya, maka itu menjadi keberuntunganmu. Dan jika engkau meninggalkannya, maka itu menjadi hujjah (keburukan) atasmu. Aku menyukai demikian dan demikian, dan aku tidak menyukai demikian dan demikian. Apa yang engkau lihat baik, maka sebarkanlah. dan Apa yang engkau lihat buruk, maka tutupilah!"
Ia mengatakan, "Bagaimana kesukaanmu dalam mengunjungi keluargaku?"
Aku menjawab, "Aku tidak ingin mertuaku membuatku penat."
Ia bertanya, "Siapa yang engkau sukai dari para tetanggamu untuk masuk ke rumahmu sehingga aku akan mengizinkannya, dan siapa yang tidak engkau sukai sehingga aku tidak mengizinkannya masuk?"
Aku mengatakan, "Bani Fulan adalah kaum yang sholih, dan Bani Fulan adalah kaum yang buruk."
Syuraih berkata, "Kemudian aku bermalam bersamanya pada malam yang sangat nikmat. Aku hidup bersamanya selama setahun dan aku tidak melihat melainkan sesuatu yang aku sukai. Ketika di awal tahun aku datang dari majelis Qadha' (peradilan), tiba-tiba ada seorang wanita di dalam rumah. Aku bertanya, "Siapa dia?"
Mereka menjawab, "Mertuamu"
Ia menoleh kepadaku dan bertanya kepadaku, 'Bagaimana pendapatmu tentang istrimu?"
Aku menjawab, "Sebaik-baik istri"
Ia mengatakan, "Wahai Abu Umayyah, wanita tidak menjadi lebih buruk keadaannya darinya dalam dua keadaan, jika melahirkan anak atau dimuliakan di sisi suaminya. Demi Allah, laki-laki tidak menemui di rumahnya yang lebih buruk daripada wanita yang manja. Oleh karena itu, hukumlah dengan hukuman yang engkau suka dan didiklah dengan didikan yang engkau suka."
Lalu aku tinggal bersamanya selama 20 tahun, dan aku tidak pernah menghukumnya mengenai sesuatupun kecuali sekali dan aku merasa telah menzaliminya...