Surah al-‘Alaq ayat 1-5 merupakan ayat pertama yang turun pada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam.
Subhanallah…
Sesungguhnya
al-Qur’an berjumlah lebih dari 77.000 kata. Di antara kata-kata ini ada
kata “Bacalah !” dan ia dipilih Allah Subhanahu wa ta’ala Sebagai
wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasalam. Banyak kalimat perintah dalam al-Qur’an, seperti , “Dirikanlah
Sholat”, “Bayarlah Zakat”, “Berjihadlah di jalan Allah”, “Bertaubatlah
kepada Allah”, “Bersedekahlah dengan rezeki yang diberikan kepadamu”,
dan masih banyak lagi. Dari ribuan kalimat perintah tersebut kalimat
“Bacalah!!” merupakan kalimat yang pertama kali turun. Kalimat tersebut
tidak cukup pada kalimat pertama saja, tapi dalam 5 ayat yang pertama
dari al-Qur’an kalimat “Bacalah!” diulangi sampai dua kali. Kata pena
(al-Qalam) yang disebut juga merupakan penegas pada surah tersebut,
sehingga perintah itu sangat nyata, konkret.....
Subhanallah...
Karena
itu membaca bukanlah sekedar ‘hobby’ orang beriman, namun ia adalah
konsep hidup seorang mukmin. Karena itu ialah perintah awal pada Nabi.
Membaca
merupakan sarana bagi kita agar kita menjadi tahu sebagaimana yang
Allah swt jelaskan dalam 5 ayat pertama dalam al-Qur’an (QS Al-‘Alaq
1-5)...
Masyarakat
Arab sering disebut dengan masyarakat yang ummi. Makna ummi adalah
masyarakat yang tidak memiliki tradisi membaca dan menulis. (la yaqra wa
la yaktub). Nah, kehadiran al-Qur’an sebagai kitab suci yang agung
sesungguhnya memperkenalkan sebuah tradisi baru yakni tradisi baca
tulis.
Urgensi
tentang pentingnya budaya baca dalam membangun sebuah peradaban/
masyarakat yang ‘dahsyat’ dapat kita lihat dengan membuka lembaran sirah
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam tepatnya peristiwa tentang
tawanan perang Badar.
Saat
itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam meminta dari tawanan (orang
musyrik) yang ingin menebus dirinya agar mengajar membaca dan menulis
sepuluh orang muslim. Jika dilihat kondisi muslim pada saat itu
sebenarnya mereka juga membutuhkan harta kekayaan dll. Namun, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasalam bijak menanggapi hal tersebut. Kala itu
masih banyak orang yang buta huruf dan itulah yang harus terlebih dahulu
dibenahi….
Itu
menandakan membaca , menulis dan belajar merupakan kebutuhan primer
bagi masyarakat/ ummat yang ingin bangkit, maju dan meningkat.
Penghargaan
Kebudayaan membaca dan menulis dalam Islam dapat dilihat dari Zaid bin
Tsabit radhiyallahu ‘anhu Yang dijadikan Sekretaris Pribadi Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa salam karena dia mahir dalam membaca dan menulis.
Hingga dari Peradaban Islam perpustakaan-perpustakaan Islam , seperti
Baghdad, Kordova, Isybiliyah, Gharnathah, Kairo, Damaskus, Tarbulus,
Madinah dan al-Quds yang tiada yang menandinginya dalam jangka waktu
yang lama…
Membaca
adalah proklamasi yang menghapus sifat kebodohan, membaca merupakan
kunci ilmu dan pengetahuan. Membaca adalah jalan kita untuk menuju
kemajuan dan Kejayaan. Membaca merupakan sumber anugerah dan karunia...
Syarat Membaca
Menurut 5 ayat pertama, bahwa membaca paling tidak memiliki 2 syarat :
Pertama, bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan….
Jadi,
membaca harus dengan niat karena Allah,sesuai dengan aturan Allah,
untuk kemaslahatan serta untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Kedua, hendaklah dengan membaca suatu ilmu tidak mengeluarkan kita dari sifat rendah hati…..
Ingatlah,
bahwa Allah-lah yang pada hakikatnya memberikan ilmu itu kepada kita
hingga kita pun tidak boleh sombong dan manfaatkanlah seluruh kemampuan
ilmu dan membaca demi meraih ridho-Nya.
Ucapkan:
“
Saya membaca karena Allah Memerintahkan saya untuk membaca. Berkata
kepada saya dan seluruh kaum muslimin dengan kalimat “Bacalah !!”.
Karena itu, saya membaca dalam rangka taat kepada Allah swt….”
Mari Budayakan (Kembali) Membaca……!!!