Subhanallah..
Allah
bersumpah dengan banyak hal dan sumpahNya itu berisi bahwa al-Quran
adalah benar-benar firman Allah. Dari yang Maha Mulia melalui malaikat
yang paling mulia (Jibril) dan disampaikan kepada manusia paling mulia.
Manusia paling Mulia
itu bernama Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam. ‘Sahabat’ kita itu
sangat mulia, Shadiqul Amin.... shalallahu ‘alaihi wa salam...
Al-Quran
bukan perkataan dari setan terkutuk, bukan bikinan manusia, akan tetapi
al-Quran ialah Kalam Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ia
akan selalu terpelihara dari penambahan dan pengurangan, suci dari
kesalahan dan terjaga dari segala bentuk kepalsuan.
Ia
adalah pengingat, ia adalah risalah rabbani bagi seluruh manusia.
Dengan al-Quran-lah manusia akan peroleh petunjuk dan bahagia.
Ya.
Hidayah dan kebahagiaan dunia akhirat itu akan diperoleh bagi sesiapa
yang mau, bagi yang ingin taat. Bagi siapa yan mau menempuh jalan
lurus...
Dan
ingat, dalam suatu riwayat dikemukakan kala turun ayat “Li Man sya-a
minkum ay yastaqim” (ayat 28 surah at-Takwir) yaitu bagi siapa di antara
kamu yang mau menempuh jalan lurus)
si kafir Abu Jahal berkata, “Kalau demikian, kitalah yang menentukan, apakah mau lurus atau tidak.”
Maka
Allah Menurunkan Ayat berikutnya (ayat 29 surah at-Takwir) yang
membantah anggapan itu, dan menegaskan bahwa Allah-lah yang
Menentukannya...
Subhanallah..
Di akhir surah at-Takwir, Allah Memberitahukan bahwa Sungguh Dia Esa dalam af’al-Nya.
Saat
dalam hati kita saja kita ingin memperbaiki diri saja, sesungguhnya itu
merupakan bentuk karunia Allah. Itu kehendak Allah. Bila kita dapati
kita gemar ngaji, itu karunia Allah. Bila banyak yang bangga, kagum,
salut atas kesholihan anda, jangan minum meski ‘parfum’ itu sangat
harum. Itu hanya bentuk karunia Allah atas tertutupnya aib diri.
Bila terketuk-ketuk hati kita mendengar azan, dan gemar sholat berjamaah, sesungguhnya itu karunia Allah.
Bila saat ini wanita sudah berhijab dengan baik, tutup aurat, itu kehendak Allah.
Bersyukurlah. Hindarkan diri dari ‘ujub dan sombong. Allah Esa dalam Af’al-Nya…
Dan
bila saat ini kita masih belum juga tutup aurat, malas sholat, masih
juga pacaran, ‘mendekati zina’, masih jarang baca Quran, sering
bermaksiat. Jangan sok.
Jangan seperti Abu Jahal. Ia berkata, “Kitalah yang menentukan, mau lurus atau tidak”. “Hidup awak, awaklah yang nentukan”
“Tuhan kan Penyayang , ntar aja tobatnya.” “Belum sanggup aku pakai jilbab besar”.
“Aku gak mau taat, alim kayak dia, karena akunya aja yang gak mau, kalau mau aku, bisanya aku kayak dia” dsb...
Na’udzubillah.
Ketahuilah, tenyata bila kita masih seperti itu. Pada hakikatnya, Allah
lah yang Menghendaki demikian. Alangkah kasiannya diri bila didapati
ternyata tidak disukai oleh Ilahi. Tidak disirami hidayah. Tidak hidup
dalam naungan-Nya.
Subhanallah...
Semoga
Allah menjadikan kita insan yang taat pada-Nya. Ya Allah bantu kami
untuk taat pada-Mu, mengingat-Mu, dekat dengan Quran.