Menurut as-Suyuthi, surah al-Insyirah ayat 1-8 turun ketika kaum musyrikin memperolok-olokkan kaum Muslimin karena kefakirannya.
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika ayat ke 6 turun, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Bergembiralah kalian, karena akan datang kemudahan bagi kalian. Satu kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan.”
Subhanallah..
Menurut
ulama, surah ini turun sesudah surah Adh-Dhuha, karena itu kedua surah
ini ‘sepaket’ yakni berisi motivasi bagi Nabi dan ummatnya. Karena itu
dalam acara-acara motivasi pun sering-lah ayat-ayat dalam surah ini
cocok dijadikan untaian awal.
Bila
di surah adh-Dhuha banyak menggambarkan sisi-sisi kesulitan yang
dialami Nabi. Maka kemudian diikuti dengan sisi-sisi kemudahan dalam
surat Alam Nasyrah ini. Jika di surat adh-Dhuha Allah menyebutkan tiga
nikmatnya: Allah lah yang memberikan inayah/perlindungan saat kondisi
beliau yatim, fakir dan kebingungan. Maka pada surat ini Allah tambahkan
tiga nikmat-Nya yang lain lagi, yaitu: nikmat kelapangan dada,
meringankan beban beliau saat berhadapan dengan kaumnya ketika
menyampaikan risalah kenabian yang tidak ringan, juga Allah tinggikan
kedudukan dan derajat beliau baik di bumi maupun di langit melebihi
segala ciptaan-Nya yang pernah ada, dan yang akan ada. Surat ini juga
berisi Sunnatullah sepanjang zaman bahwa kemudahan pasti datang sesudah
kesulitan.
Fa inna ma’al ‘usri yusro Innama’al ‘usri yusro…
Imam
al-Baghawi, Imam al-Ma’iny dan Syeikh Muhyiddin ad-Darwisy menyimpulkan
dari struktur gaya bahasa di atas dengan sebuah kaidah kebahasaan:
“Isim nakirah jika disebut dua kali maka yang kedua tidaklah sama dengan
yang pertama. Namun, jika isim makrifat disebut dua kali maka yang
kedua sama dengan yang pertama”. Kesimpulannya bahwa dibalik satu
kesulitan ada dua kemudahan….
Subhanallah…
Dalam
surah ini juga terdapat kunci Efektivitas Waktu yakni Apabila selesai
mengerjakan sesuatu agar bersegera pekerjaan yang lain. Surah ini
mengajarkan bahwa kehidupan seorang mukmin ialah ritme perputaran waktu
yang senantiasa berisi aktivitas yang bermanfaat, secara simultan, tanpa
putus, setelah mengerjakan suatu pekerjaan akan melanjutkan pekerjaan
lain..
Abu
Bakar al-Jaza’iri mengatakan bahwa model kehidupan seorang muslim.
Yakni apabila selesai dari pekerjaan ukhrawi, kerjakanlah pekerjaan
duniawi. Dan apabila selesai dari pekerjaan duniawi, kerjakanlah
pekerjaan ukhrawi. Seorang muslim selalu menjalani kehidupan yang serius
dan lelah. Ia sama sekali tidak mengenal leha-leha dan malas-malasan..
Sedangkan
menurut ustadz Bachtiar Nasir ayat ini tersirat pesan bahwa “Manakala
kita usai melakukan pekerjaan dunia, maka beribadahlah kepada Allah
dengan sungguh-sungguh. Jangan berikan yang sisa untuk Islam”.
Istirahat kita di surga (Arrohatu fil jannah)
Allahu Akbar !!
Semoga Allah menjadikan kita muslim sejati. Semoga Allah memperbaiki diri kita.
Aamiin