Rabu, 07 Agustus 2013

perputaran roda kehidupan

Subhanallah..

Sifat kebanyakan insan kala ditimpa ujian dan cobaan, ia kembali kepada Tuhan, berdoa penuh keikhlasan, memohonkan kelapangan atas penderitaan. Namun bila sudah hilang gundah dan resah , kemudian datanglah kelapangan dan kemudahan setela
hnya, ia lupa pada-Nya. Setelah menderita jadi kaya, setelah sakit jadi sembuh, setelah rugi jadi untung dsb, bukannya bersyukur pada-Nya malah melupa. Ia berkata bahwa dia diberi kelapangan, kemewahan dan kemudahan tidak lain karena memang berhak mendapatkannya atau karena ia tahu segala upaya dan cara memperolehnya. Sebuah ungkapan kekeliruan, kalimat ‘warisan’ Qorun yang ditenggelamkan..

Na’udzubillah..
Padahal perputaran roda kehidupan, hanya ujian dan cobaan dari Tuhan agar tampak mana yang syukur mana yang kufur, mana yang benar dan yang dusta. Sayangnya manusia banyak terlalaikan, tidak tahu dan tidak mau memahami...

Karena sungguh harta maupun keluarga besar tidaklah berarti apa-apa di mata Tuhan, tidaklah dapat itu menjadi tebusan agar diri selamat dan bahagia bila tiada Iman.

Perputaran roda kehidupan yang dibarengi Iman-lah, yang akan menghadirkan kesabaran dalam kesulitan dan kesyukuran dalam kemudahan. Sebab Iman memperkenalkan bahwa rezeki harta dan ‘karunia’ tidaklah mencerminkan bahwa amalan dan kesalehan sebagaimana kesempitan rezeki maupun kemiskinan tak lantas mencerminkan buruknya amal dan kedurhakaan. Semua itu pada hakikatnya bukti luasnya kekuasaan dan kebijakan Tuhan... Taqdir..

Tetapi andaikata harta dan kuasa seseorang itu dibersamai juga oleh iman yang mapan yang merembes pada dahsyatnya amalan , bisa jadi orang tersebut lebih baik dan dicintai. Karena orang yang kuat dan taat lebih baik dan dicinta daripada yang mukmin yang lemah. Begitupula seseorang yang masih mengalami kesempitan, tak merasa tak dipedulikan, bukan berarti diacuhkan Tuhan, hidup penuh penyesalan. Namun juga tak berarti ia mesti stagnan. Ia harus terus berusaha meraih beragam kemanfaatan, sehingga dapat meningkatkan kuantitas kebermanfaatan dan keutamaan. Yang terpenting Iman. Iman-lah yang membawa ridha atas ketetapan sehingga tidak terjerat oleh jebakan setan.

Semoga Allah menetapkan kita dalam kebaikan.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar