Jumat, 12 Juli 2013
Islamnya Umar
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ke 8 surah Fathir turun berkenaan dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam yang berdoa, Allahumma a’iz dinaka bil ‘ummarabnil Khaththabi au abi jahlibni Hisyam. (Ya Allah, semoga Engkau Meneguhkan Agama-Mu dengan berimannya ‘Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahl bin Hisyam). Allah Memberi Hidayah kepada ‘Umar dan menyesatkan Abu Jahl. Ayat ini turun berkenaan dengan kedua orang ini...
Subhanallah..
Tentu berbeda orang yang tertipu oleh syetan, yang perbuatan-perbuatan buruk , dosa-dosa, dirupakan baik , dibuat seperti indah oleh setan , berbeda tentunya dengan orang yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk, Faruuq, orang yang sudah diberi hidayah oleh Allah...
Orang yang sudah diberi hidayah Islam oleh Allah, tentunya mengetahui kemuliaan di dunia dan di akhirat tidaklah didapat kecuali dengan meminta dengan Pemilik semua kemuliaan, Allah subhanahu wa ta’ala, dengan taat pada-Nya dan ittiba’ pada Nabi-Nya. Allah muliakan orang taat, dan hinakan pemaksiat. Sesiapa yang berbangga dengan Allah niscaya ia akan mulia dan diberi pertolongan sedang, sesiapa yang berbangga dengan selain Allah, ia akan hina dan direndahkan..Zikir dan amal sholih akan sampai pada-Nya Bisa juga berarti Allah sendiri yang mengangkat dan menerima amal kebajikan. Sedang para pendosa , menunggu untuknya siksa..
Dan itulah yang terjadi pada diri ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Ia diberi hidayah oleh Allah. Lantas ia pun berbuat untuk Islam, dengan segera, dengan maksimal. Karena beliau sadar bahwa haruslah beda orang yang dosanya sudah mendarah daging karena keterlenaan hingga enggan, tidak mau beriman dengan orang yang sudah mendapat hidayah Islam dan tahu kebenaran...
Subhanallah...
Mungkin kisah awal Islamnya Umar bin Khaththab dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk berbuat bagi Agama kita ini, bentuk syukur bahwa Allah memberi hidayah Islam pada kita..
Berikut kisahnya..
Pada awal kemunculan Islam, Umar selalu menghalangi orang yang hendak mendekati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam. Bila ia melihat ada orang yang berbicara dengan beliau, maka dengan segera ia akan berbuat kasar kepadanya. Bahkan, di suatu malam, ketika Rasulullah keluar menuju Ka’bah untuk mengerjakan shalat seorang diri, beliau melihat Umar tengah mengikutinya di belakangnya. Maka Rasulullah menunggu dan berkata, “Wahai Umar, tidak bisakah engkau membiarkanku barang satu hari atau satu malam tanpa dirimu?” Meski demikian, Rasulullah tetap mendoakan ‘Umar.
“Ya Allah, agungkanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar: Umar ibn Khaththab atau ‘Amr ibn Hisyam.”
Sesungguhnya dua orang tersebut ialah orang-orang yang paling keras dalam menghalangi perkembangan Islam dan paling keras sikapnya dalam memusuhi Islam. Namun, beliau shalallahu ‘alaihi wa salam tetap mendoakan hidayah pada mereka. Pelajaran bagi da’i bahwa begitulah semangat dakwah Nabi.
Suatu ketika, Umar ibn Khaththab sedang melintas di jalan, ia melihat seorang perempuan Muslimah sedang bersiap-siap hendak hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Kata Umar, “Wahai perempuan, hendak ke manakah engkau?”
“Aku hendak lari membawa agamaku dari kalian.” Jawab si perempuan.
Mendengar jawaban ini, hati Umar langsung bergetar. Ditatapnya si perempuan seraya berkata, “Demi Tuhan, ada apa gerangan hingga engkau berniat meninggalkan tanah airmu? Wahai perempuan, urungkanlah niatmu dan tidak usah engkau takut!”
Begitu mendengar kata-kata Umar, perempuan itu merasa bahwa orang di hadapannya sebenarnya memiliki potensi untuk masuk Islam. Maka, pergilah ia menemui suaminya dan menceritakan apa yang terjadi barusan padanya.
Setelah mendegar cerita istrinya itu, suami berkata, “Apakah engkau ingin agar Umar masuk Islam? Demi Allah! Umar tidak akan masuk Islam hinggar Hamar al-Khaththab (kakek Umar) masuk Islam!”
Subhanallah..
Begitulah meski berat, namun ummat Islam melihat ada harapan Umar masuk Islam.
Saat budaknya masuk Islam, Umar memukulinya sampai kelelahan. “Lihatlah” kata sang budak “Lihatlah apa yang telah Allah timpakan padamu! Engkau lelah sementara aku tak pernah lelah”
Subhanallah…
Dengan kegeraman yang memuncak pun, suatu hari , Umar menghunus pedangnya. Ia bersumpah hendak membunuh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam.
“Sampai kapan Muhammad membuat kekacauan?” batinnya.
Begitulah, Umar menghunuskan pedangnya, suatu perbuatan yang tidak berani dilakukan semua orang, termasuk Abu Jahal.
Dalam perjalanan menuju tempat berkumpulnya Nabi dan para sahabat, Umar berteriak-teriak dan bersumpah hendak membunuh Rasul. Saat itulah, ia berpapasan dengan seorang Muslim yang masih menyembunyikan keislamannya. Lantas ia berkata pada Umar, “Hendak ke mana engkau . Umar ?”
“Menemui Muhammad! Akan kebunuh dia!”
“Jika engkau membunuhnya, keluarga Abdul Muthalib akan membunuhmu!”
“Ya, itu benar!” jawab Umar tak gentar.
“Wahai Umar, maukah engkau kutunjukkan hal yang lebih penting daripada membunuh Muhammad?” tanya si Muslim.
“Apa itu?”
“Temuilah adik perempuanmu. Sesungguhnya dia telah menjadi pengikut Muhammad!”
“Hah? Benarkah?” tanya Umar terkejut.
“Ya.”
Maka, berangkatlah Umar ke rumah adiknya dengan masih memegang pedang yang terhunus. Waktu itu, di dalam rumah adiknya, terdapat 3 orang. Fatimah, adik Umar, Said bin Zaid, suami Fatimah dan Khabab bin Arat, “Murobbi”, “guru ngaji”. Ketika pintu rumah diketuk, masuklah Khabab ibn Arat bersembunyi. Sementara Fatimah membuka pintu.
Begitu masuk, Umar langsung bertanya dengan kata-kata kasar, “Aku dengar, engkau telah berpindah agama. Benarkah?!”
“Wahai Umar,” Jawab Fatimah “Bagaimana seandainya yang baik bukan agamamu?”
Mendengar jawaban itu, darah Umar mendidih. Dia menampar adiknya hingga bibirnya sobek dan satu anting jatuh dari telinga. Suaminya Said bin Zaid, segera datang dan berkata, “Wahai Umar, bagaimana jika yang benar bukan agamamu?”
Umar yang sudah marah lalu melemparkan Said hingga jatuh lantas memukul wajahnya berkali-kali. Adapun Fatimah mencoba melerai menjauhkan Umar dari suaminya. Pada saat itulah, jatuh sebuah kitab (yang bentuknya tentunya bukan seperti al-Quran sekarang) dari tangan Fatimah.
“Berikan kitab itu!” hardik Umar.
“Ini tidak boleh disentuh kecuali orang-orang yang suci !” jawab Fatimah. “Sedangkan engkau penuh najis. Pergilah mandi dulu jika engkau ingin menyentuhnya!”
Maka, Umar pun mandi. Setelah itu, ia mengambil kitab tersebut dan membukanya. (Dan ternyata yang dibukanya ialah ayat 1-8 dari surat Thaha, silakan dilihat ya..)
Hingga akhirnya, ia berkata , “Di manakah Muhammad? Aku ingin masuk Islam.”
Subhanallah..
Bayangkan perubahan besar ini,
Umar lalu pergi ke rumah Arqam bin Abil Arqam. Ketika ia masuk dan menghadap, Rasulullah lalu menyentuh bajunya seraya berkata, “Apakah sudah waktumu memeluk Islam , wahai Ibnu Khaththab?”
Jawab Umar, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa engkau adalah utusan Allah.”
Bersamaan dengan itu, bergetar rumah Arqam dengan pekikan takbir. Semua orang mengucapkan “Allahu Akbar”.
Lalu apa yang dilakukan Umar selanjutnya?
Umar kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas kebenaran?”
“Ya” Jawab Rasulullah.
“Dan, bukankah mereka, orang-orang kafir itu, salah dan batil?”
“Ya”
“Lalu mengapa kita harus sembunyi-sembunyi?”
“Bagaimanakah menurutmu, wahai Umar?” Nabi balik bertanya..
“Kita harus keluar dari persembunyian kita,” kata Umar. “Dan, dengan terang-terangan menyatakan bahwa Allah Maha Besar, bahwa tiada Tuhan selain Allah!”
Maka, berkatalah Nabi, “Wahai Umar, engkau memang pandai membedakan (al-Faruq). Melalui engkau, Allah membedakan yang benar dan yang batil!.”
Allahu Akbar, bergetar hati kita menyimak kisah ini..
Demikianlah , Umar al-Faruq.. kemudian orang-orang Muslim pun keluar dari rumah al-Arqam. Berbaris dua barisan. Barisan pertama dipimpin Umar dan barisan kedua dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib. Mereka bertakbir bersama Rasulullah. Bergaunglah suara takbir di langit Mekkah.
Allahu Akbar!!
Lihatlah bagaimana semangat dan komitmen Umar untuk Islam, hanya sesaat resmi masuk Islam...
Cintanya pada Islam begitu kuat..
Kala ummat Islam keluar dari rumah al-Arqam sambil bertakbir, kemudian bertawaf mengelilingi Ka’bah, Umar memutuskan untuk memberitahu semua orang tentang keislamannya. Katanya, “Demi Allah, aku bersumpah! Aku akan memberitahu semua orang Quraisy bahwa aku telah masuk Islam!”
Ia tidak khawatir dan takut akan keislamannya...
Setelah itu, Umar menuju rumah Abu Jahal dan mengetuk pintu rumahnya. Saat Abu Jahal membuka pintu, Umar pun bertanya, “Apakah engkau sudah tahu, wahai Abu Jahal?”
“Mengenai Apa?” tanya Abu Jahal
“Bahwa aku bersaksi : tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad utusan Allah!”
“Terkutuklah engkau sepanjang hari ini! Engkau telah merusak hari-hariku, Umar!” maki Abu Jahal, lalu segera menutup pintu.
Umar tidak terpancing untuk melayani kemarahan Abu Jahal, karena yang diinginkannya berbuat sesuatu untuk agama Allah. Lalu Umar pun ke rumah Abu Sufyan.
“Hai Abu Sufyan, apa engkau sudah tahu tentang peristiwa hari ini?”
“Apa yang terjadi?”
“Yang terjadi adalah aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah “
Abu Sufyan yang takut kepada Umar, berkata, “Terkutuklah engkau sepanjang hari-harimu!” Lantas segera menutup dan mengunci pintu.
Subhanallah... Umar ingin agar semua orang tahu bahwa ia Muslim, tanpa takut celaan dan hinaan. Karena ia tahu, Islam agama benar. Karena itu, ia cinta pada agamanya, dan ia ingin pula agar kebenaran yang ia anut sampai pula pada semua orang..
Umar pun bertanya tentang seorang yang paling suka menyebar berita, bigos, biang gosip. Ia bernama Jamil ibnu Muammar. Maka pergilah ia menemuinya.
Kata Umar, “Wahai Jamil, maukah engkau kuberitahu sebuah rahasia? Syaratnya engkau tidak boleh membocorkannya pada seorang pun!?”
Begitu perangkap Umar. Ia mengatakannya sebagai “rahasia”, dengan maksud agar Jamil semakin berhasrat menyebarkannya...
“Katakan saja, wahai Umar” jawab Jamil
“Rahasia itu adalah bahwa aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.”
Maka, tanpa menunggu Umar selesai bicara, Jamil telah berlari dan berteriak-teriak, “Hai orang-orang Quraisy! Umar bin Khaththab telah pindah agama! Ibnu Khaththab telah pindah agama!”
Setelah itu, Umar sudah tahu, karena berita itu , orang Quraisy pasti berkumpul di sekitar Ka’bah. Maka sang Umar, bergegas menuju ke sana.
Umar bahkan pertama hadir, sebelum orang-orang Quraisy datang. Dan beberapa saat kemudian, singkat cerita, terjadilah perkelahian antara Umar seorang diri dengan sekumpulan orang Quraisy. Terus menerus, mulai pagi hingga matahari berada di atas kepala, hingga Umar kelelahan.
Akhirnya, Umar menerkam dan menjatuhkan Uqbah bin Abu Muith, seraya meletakkan dua jari di depan mata Uqbah.
Umar mengancam membutakan mata Uqbah bila tidak menyuruh bubar orang-orang Quraisy. Akhirnya “perang” pun bubar.
Umar pulang dan mencoba tidur. Namun tidak bisa tidur. Akhirnya, ia mengumpulkan anak-anaknya dan berkata , “Haram bagi kalian berbicara padaku. Kecuali jika kalian telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah!”
Saat berkata seperti itu, anak Umar yang masih kecil bernama Abdullah berdiri dan berkata, “Wahai ayahku, sebenarnya aku telah menjadi muslim sejak satu tahun lalu!”
Mendengar hal itu, Umar memukul Abdullah bin Umar berkali-kali seraya berkata, “Jadi begitu rupanya? Selama ini, engkau sembunyikan Islam dari bapakmu ini! Jadi, engkau ingin menyia-nyiakan aku! Kau senang jika aku mati dalam keadaan kafir? Sementara engkau lari bersama Islammu?”
“Wahai ayah, sesungguhnya aku sangat takut padamu, Ayah.” Abdullah membela diri. Namun jawaban itu, tidak membuat sang ayah berhenti memukulnya..
Hingga Abdullah dewasa pun, Abdullah berkata, “Setiap kali ayahku mengingat kejadian tersebut,meskipun sudah bertahun-tahun lalu, ayah akan memukuliku sambil berkata, “Apakah kau tega meninggalkan bapakmu ini, hai Ibnu Umar!!”
Demikianlah hari-hari pertama Umar masuk Islam.. beliau berbuat untuk Islam..
Subhanallah walhamdulillah wa Laa ilaha illAllah wAllahu Akbar..
Begitulah, seorang Umar baru membaca, mentadabburi 8 ayat dari surat Thaha. Beliau langsung berubah drastis , beliau langsung berbuat untuk Islam ini, membuat dunia mengenalnya sebagai seorang Muslim…
Bagaimana dengan kita sdrku? Berapa kali khatam, berapa kali tadabbur? Namun sudahkan kita taat? Misalnya juga Wanita, sudahkah berhijab, menutup aurat? Cinta kita pada Islam?
Takut hinaan dan celaan? Jadi ustadz ya sekarang? Sok suci ya sekarang, pakai jilbab? Takut digosipin?
Mari kita taat, juga untuk wanita misalnya berhijab , umumkan pada dunia bahwa kita muslim/ah. Layaknya Umar bin Khattab yang telah diberi hidayah Islam, kita pun Allah telah beri hidayah Islam, maka lihatlah bagaimana Umar mensyukuri dan mencintai hidayah Islam...
Semoga Allah membantu kita untuk taat pada-Nya...
Wallahu’alam
Ada hikmah lain sdrku??


Langganan:
Posting Komentar (Atom)