Dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang Badui datang menghadap
Rasulullah dan berkata : “Istriku sedang hamil, cobalah terangkan jenis
kelamin apa yang akan ia lahirkan (apakah pria atau wanita), negeriku
kekeringan, kapankah akan turun hujan, dan
aku tahu kapan aku dilahirkan, tapi terangkan kepadaku, kapan aku
mati?” Maka turunlah ayat 34 surah Luqman yang menegaskan bahwa hanya
Allah yang Mengetahui segala sesuatunya.
Saat
turun surah al-An’am ayat 59 tentang “kunci-kunci keghaiban”.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam menjawab dengan ayat 34 dari surah
Luqman ini…
Subhanallah…
Hal-hal yang Ghaib mutlak hanya diketahui oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Contoh,
manusia saat ini bisa saja mengetahui keadaan janin yang masih dalam
kandungan dengan kecanggihan teknologi yang di milikinya, namun walaupun
bagaimanapun canggihnya, tidak akan sempurna, buktinya banyak kejadian
yang menyatakan bahwa perkiraan ultrasonografi sering salah dan tidak
sesuai dengan kenyataan. Itu semua menunjukan bahwa hanya Allah-lah yang
benar-benar mengetahui keadaan janin tersebut secara mendetail, tepat
serta sempurna.
Begitu
juga tentang Ramalan cuaca, Pengetahuan manusia terhadap kemungkinan
akan datangnya hujan, atau bertiupnya angin kencang, atau timbulnya
petir yang menggelegar, adalah pengetahuan yang sedikit dan bersifat
parsial. Kemungkinan salah, mungkin terjadi. Oleh karenanya, prediksi
manusia hanya bahan agar kita mempersiapkan diri, namun hal itu tidak
boleh kita jadikan standar kepastian. Kita tetap menyandarkan diri hanya
kepada Allah swt, karena Dia-lah pelaku yang sebenarnya.
Dengan
demikian, yang dilarang dalam Islam adalah menyakini bahwa ramalan
tersebut benar adanya dan menyandarkan semuanya pada astrolog. Seperti
kita dilarang untuk menyakini bahwa dokter-lah yang menyembuhkan
penyakit, karena sebenarnya yang menyembuhkan penyakit adalah Allah.
Begitujuga
dengan Ramalan masa depan, contoh menggunakan perbintangan (zodiak).
Marilah untuk tidak menjual keimanan kepada Allah dengan percaya pada
Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius,
Capricon, Aquarius, Pisces.
Seorang
Muslim yang punya Allah, Tuhan semesta alam tidak boleh mempercayai
ramalan bintang, apalagi kemudian dibanggakan, ditempel di dinding,
lemari, di buku dsb. Itu hanya ramalan, mungkin ada yang berpendapat
“yang percaya yang baik-baik saja”, atau “ada betulnya juga”.
Na’udzubillah…. Setipis itu kah iman kita kepada Allah??
“Cuman kalimat-kalimat saja kok?” Astaghfirullah, bukankah syahadat juga “cuman” kalimat??
Ramalan
itu sangat bertentangan dengan Al Quran, As Sunnah, dan akal sehat,
serta kenyataan dan yang paling parah, itu dapat merusak keberimanan..
Hendaknya
kita hanya beriman pada Allah seperti yang dicontohkan Ali bin Abi
Tholib radhiyallahu ‘anhu. ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu beserta tentaranya ingin berangkat memerangi pasukan
Khawarij, tiba- tiba datang seorang ahli nujum menemui Imam Ali seraya
berkata, “Wahai Amirul Mukminin jangan berangkat, karena sekarang bulan
sedang pada posisi sedang tenggelam (SCORPION), kalau engkau tetap
berangkat sedang kedaan bulan seperti itu (SCORPION), maka tentaramu
pasti akan kalah.”
Mendengar
hal itu, Imam Ali bukannya gemetar dan mengurungkan niatnya untuk
berperang, bahkan sebaliknya, justru semangat beliau bertambah, seraya
berkata, “Saya tetap akan pergi dengan berbekal Iman kepada Allah dan
bertawakkal kepada-Nya saja, segaligus untuk membongkar kebohonganmu!”
Maka
beliau tetap berangkat , sehingga akhirnya bisa mengalahkan tentara
Khawarij. Kemenangan tersebut membuat gembira Kholifah Ali radhiyallahu
‘anhu, karena beliau berhasil menyelesaikan dua perkara dalam satu
waktu, yaitu memerangi pasukan Khawarij sekaligus bisa membuktikan
kebohongan ahli nujum.
Subhanallah….
Dan
Ali bin Muhammad bin Habib al Mawardi rahimahullah dalam menafsirkan
surat Luqman ayat 34: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari kiamat”, mengandung dua sisi pemahaman:
1. Tegaknya kiamat merupakan kekhususan ilmu-Nya.
2. Tegaknya kiamat bergantung atas kehendak-Nya.
“dan
Dialah yang menurunkan hujan” (di dalam apa yang Dia kehendaki dari
suatu waktu dan tempat), “dan mengetahui apa yang ada dalam rahim”,
mengandung dua sisi pemahaman:
1. Dari laki-laki atau perempuan, sehat atau sakit;
2. Dari mukmin atau kafir, orang yang celaka atau bahagia.
“dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok”, mengandung dua sisi pemahaman:
1. Dari kebaikan dan kejelekan;
2. Dari keimanan dan kekufuran.
“dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati”, mengandung dua sisi pemahaman:
1. Di atas hukum apa ia meninggal, bahagiakah atau celaka;
2. Di bumi mana kematian dan penguburannya dan ini yang lebih zhahir.
“Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”, mengandung dua sisi pemahaman:
1. Maha mengetahui keghaiban dan Maha Mengenal terhadap niat;
2. Maha Mengetahui amalan-amalan dan Maha Mengenal terhadap balasan.
Begitulah,
kunci-kunci keghaiban sepenuhnya ada di tangan Allah. Dan manusia tidak
disuruh untuk sibuk mengenai hal itu, apalagi mencoba mengetahuinya.
Cukup bagi manusia, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya…
Semoga Allah terus memperbaiki kondisi kita dan menetapkan hati untuk taat pada-Nya.
Aamiin