“dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat kami.” (TQS As-Sajdah ayat 24)
Ibnu Uyainah menafsirkan ayat 24 dengan mengatakan : “Ketika mereka memegang teguh pokok masalah, mereka pun menjadi tokoh-tokoh terkemuka.”
Sebagian ulama mengatakan : “Dengan kesabaran dan keyakinan lah kepemimpinan di dalam agama dapat diraih.”
Sedangkan Ibnul Qayyim berkata:
“Bahwa
iman itu dibangun di atas dua pilar : Keyakinan dan Kesabaran,
sebagaimana tersebut pada surat as Sajdah: 24 di atas. Sebab dengan
keyakinan itulah, hakikat perintah, larangan, pahala dan siksaan bisa
diketahui. Dan dengan sabar, dapat dilaksanakan apa yang diperintah dan
dijauhi apa yang dilarang. Pembenaran (Tashdiq) bahwa perintah,
larangan, pahala dan hukuman adalah dari sisi Allah tidak akan pernah
terwujud kecuali dengan adanya keyakinan. Dan seseorang tidak akan
mungkin secara kontiniu dapat mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan
menjaga diri dari hal-hal yang dilarang kecuali dengan sabar. Maka
sabar menjadi separoh dari iman, dan paroh keduanya adalah syukur dengan
mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan apa yang
dilarang.
Subhanallah..
Para
da’I, penyeru kebenaran, pengemban petunjuk dan pemimpin kebaikan mesti
memiliki kekuatan KEYAKINAN dan KESABARAN . Dengan kedua hal itu,
mereka akan memperoleh kepemimpinan. Sebab jalan yang ditempuh penuh
syubhat yang meragukan dan rintangan yang menggoyangkan.
Apabila sabar dikawinkan dengan keyakinan, akan terlahir dari keduanya Imamah Dalam Agama (Ibnul Qayyim)
Betapa
banyak model yang diceritakan seperti Nabi Yusuf ‘alaihissalam,
bagaimana hidupnya dipenuhi kesabaran Dari Sumur hingga menuju Istana
dan akhirnya menjadi salah satu tokoh kepemimpinan, Nabi Musa
‘alaihissalam , pemuda kuat dan amanah meraih kejayaan. Juga tentang
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam juga para shahabat dan
salafussholih.
Begitulah
urgennya, Kesabaran dan keyakinan para reformis kebenaran, demi meraih
kepemimpinan, menghindari kepemimpinan yang amanah namun lemah juga
menghilangkan kepemimpinan yang kuat namun zalim. (sebagaimana doa ‘Umar
radhiyallahu ‘anhu)
Semoga Allah memberikan kita keyakinan yang kuat dan kesabaran yang konsisten dalam ketaatan.
Aamiin
Wallahu’alam