Kamis, 13 Juni 2013

Ibadurrahman

Surah al-Furqaan ditutup dengan rangkaian sifat-sifat hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala (Ibadurrahman). Sifat-sifat mereka itu diawali dan diakhiri dengan doa. Allah berfirman:
dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". (Qs al-Furqaan : 65)

dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS al-Furqaan : 74)

kemudian surat ini diakhiri dengan keterangan mengenai kondisi orang musyrik dan juga yang enggan berdoa. Yaitu bahwa Tuhan tidak menghiraukannya dan tidak peduli di lembah mana dia akan mati..

subhanaLlah..

begitulah ternyata hamba Allah ialah hamba yang sering berdoa pada Allah, sering online dengan rabb semesta dengan senantiasa menghiasi hidupnya dengan berdoa pada-Nya, sebab doa ialah inti ibadah. Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam ialah sosok teladan hamba-hamba Allah, beliau telah menjadi contoh bagaimana menghiasi kehidupan dengan doa.


subhanaLlah..

Ada beberapa sifat Ibadurrahman,
Semoga Allah menanamkan sifat-sifat tersebut dalam diri kita..

Sifat-sifat tersebut antara lain,

Tawadhu, ramah, lemah lembut, tidak sombong, tidak angkuh dan tidak pula membuat-buat, tidak berpura-pura agar disebut rendah hati. Sebab maksud “orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati” yaitu bukanlah mereka yang berjalan dengan menundukkan kepalanya, sempoyongan, sebagaimana yang difahami sebagian orang yang ingin menampakkan ketakwaan dan kebaikannya. Kehadiran ibadurrahman memberi kemanfaatan kepada manusia, tidak sombong dan kasar ataupun melengos, malas dan kumal serta tidak menimbulkan kerusakan.

Selain itu, Ibadurrahman membalas kejelekan dengan kebaikan. Jika dilawan bicara oleh orang-orang jahil, mereka tetap mengucapkan kata-kata yang selamat dari dosa. Tidak bertindak bodoh kepada seorang pun dan jika ada yang bertindak bodoh kepada mereka, mereka akan berlemah lembut kepadanya. Mereka berkata dengan perkataan yang benar tidak menyakiti dan tidak mengandung dosa. Jika orang-orang tolol mengarahkan kepada mereka ucapan yang buruk dan perkataan yang keji, mereka mengatakan kepada orng-orang tersebut, ”Salaaman” yaitu, ”Ucapan keselamatan dari kalian,” itu merupakan ucapan salam perpisahan, bukan penghormatan.” Komunikasi yang menyejukkan dan mendamaikan. Sebab Al-Quran mengingatkan dengan orang bodoh sekalipun kita pun harus berakhlak. Bila orang-orang jahil mengucap buruk lantas tidak membalas dengan ucapan yang sama tetapi memaafkan, tidak terpancing emosi namun berkata salamaa.. (damai dan menyejukkan)

Imam Ahmad meriwayatkan dari An-Nu’man bin Muqrin Al Muzani, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ada seseorang mencaci orang yang ada di dekat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian orang yang dicaci itu berkata: bagimu keselamatan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya seorang malaikat yang ada diantara kalian berdua, setiap kali orang itu mencacimu, dia akan membelamu, ia berkata kepada pencaci itu, Bahkan kamu dan kamu yang lebih pantas mendapatkan cacian tersebut, dan apabila kamu mengatakan kepadanya, ’Bagimu keselamatan’, malaikat akan berkata, Tidaklah untuknya, tetapi untuk kamu, kamu lebih pantas mendapatkannya.” ( HR. Ahmad )

Subhanallah..

Selanjutnya mereka membangun hubungan yang mesra dengan Allah melalui Qiyam al-Lail. Kala banyak manusia lelap dalam tidurnya.
Mereka merupakan sosok yang sangat takut pada adzab Allah , adzab Neraka, hingga senantiasa berdoa agar terhindar darinya.
Selanjutnya mereka ialah sosok dermawan. Tidak mubadzir dan tidak kikir.

Mereka merupakan sosok ikhlas, dalam setiap aktivitasnya mereka bekerja secara ikhlas. Taka ada embel-embel lain selain karena-Nya, sebab mereka mengimani bahwa hanya Allah yang dapat memberikan manfaat dan menolak mudharat.

“Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari berbuat syirik kepada-Mu dan kami mengetahuinya, serta kami memohon ampunan kepada-Mu dari apa yang tidak kami ketahui.”

Sifat ibadurrahman selanjutnya yaitu tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah. Sebab mereka tahu bahwa membunuh jiwa merupakan salah satu dosa besar.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “ Sungguh, lenyapnya dunia lebih ringan dari sisi Allah daripada dibunuhnya seorang mukmin dengan tanpa haq (alasan yang tidak benar).”
Selain itu ibadurrahman juga tidak melakukan zina dan selalu menjaga kemaluan karena mereka tahu zina juga merupakan dosa besar.

Bila mereka melakukan dosa-dosa karena kelemahan sebagai manusia, mereka pun segera kembali kepada Rabb dengan penyesalan, meninggalakan perbuatan-perbuatan buruk dan melakukan amal-amal kebaikan yang diridhoi Allah subhanahu wa ata’ala.

Ibadurrahman merupakan insan yang senantiasa bertobat… tobat nashuha…

Ibadurrahman ialah insan yang jujur dan menjauhi perkataan dan persaksian palsu. The Honesty is The Key. Mereka juga tahu bahwa persaksian palsu dapat menghilangkan hak-hak, perbuatan yang zholim dan dapat mengubah arah kebenaran.

Ibadurrahman juga menjauhi melakukan perbuatan yang tidak berguna.
”Diantara kebaikan Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya.” (HR. At Tirmidzi)

Refleksi bagi diri kita agar tidak lalai terhadap dunia hingga lupa mengingat Allah, yang ramai datangin konser, nonton bola punya beragama cara untuk dapatkan tiketnya namun bila diajak ta’lim mencari jutaan alasan untuk absen, sebuah kisah, dari Ibnu Hatim meriwayatkan dari Ibrahim bin Maisarah, ”Ibnu Mas’ud melewati pertunjukan musik, namun dia tidak berhenti. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Pagi-pagi dan petang hari Ibnu Mas’ud menjadi orang yang mulia.’”
Kemudian Ibrahim bin Maisarah membaca ayat, ”dan apabila mereka bertemu dengan orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya”…

Mereka juga Apabila diingatkan dengan ayat-ayat Allah,Mereka mau mendengar dan mengambil manfaat. Hati mereka sangat terbuka terhadap ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala. Bersegera diri untuk melaksanakan perintah dan tidak menyombongkan diri. Selain itu ibadurrahman juga terbuka atas kritik yang hadir darimana pun datangnya sepanjang memiliki nilai-nilai kemaslahatan.

Hamba-hamba Allah juga memiliki ketenangan dalam keluarga serta memohon kepada Rabb agar memberikan keluarga dan keturunan yang baik serta memohon ketaqwaan agar dapat dijadikan pemimpin yang dipanuti dalam berbuat kebajikan.

Hasan al-Basri ketika mentadabburi ayat 74 surah al-Furqaan berkata, “Yaitu Allah memperlihatkan hamba-Nya yang Muslim dari isterinya, saudaranya, dan anaknya dalam ketaatan kepada Allah. Tidak, demi Allah, tidak ada sesuatu yang dapat menyejukkan mata seorang Muslim dibandingkan ia melihat anak yang dilahirkannya dan saudara yang mengasihinya sebagai orang yang taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”

Senantiasa memohon Qurrata A’yunin kepada Allah pada keluarga dan keturunannya. Imam Qurthubi menjelaskan makna “Qurrata A’yunin”: Sesungguhnya jika manusia diberi berkah dalam harta dan anaknya, maka matanya menunjukkan kebahagiaan karena keluarga dan kerabatnya, sehingga ketika ia mempunyai seorang istri niscaya berkumpul di dalam dirinya angan-angan kepada istrinya berupa: kecantikan, harga diri, pandangan, dan kewaspadaan, atau jika ia memilki keturunan yang senantiasa menjaga ketaatan dan membantunya dalam menunaikan tugas-tugas agama dan keduniaan serta tidak berpaling kepada suami yang lain, dan tidak pula kepada anak yang lain, sehingga matanya menjadi tenang dan tidak berpaling kepada yang lainnya, maka itulah kebahagiaan mata dan ketenangan jiwa.

Ibadurrahman juga senantiasa berdoa , berikhtiar agar menjadi teladan dalam kebaikan, menjadi inspirasi, hingga dapat jadi pendulang jariah kebaikan, saat raga sudah tak lagi bisa beramal, saldo pahala terus mengalir..

Subhanallah..

Begitulah beberapa sifat yang dapat terdeteksi oleh keterbatasan ilmu…

Semoga Allah menanamkan sifat-sifat ibadurrahman dalam diri kita…

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar