Rabu, 08 Mei 2013
Allah Nur as-samawati wa al-ardh...
“ Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS An-Nur : 35)
SubhanaLlah
Allah memberi hidayah kepada makhluk yang ada di langit dan bumi. Dengan cahaya-Nya, seluruh makhluk yang ada sungguh mendapat petunjuk. Kitab Allah adalah cahaya, Utusan Allah adalah cahaya. Dan hidayah-Nya adalah cahaya. Dengan cahaya Allah, kegelapan menjadi terang, langit bumi bersinar, alam semesta menjadi benderang..
Ayat 35 merupakan perumpamaan hidayah Allah yang bercahaya di dalam hati mukmin dengan cahaya fitrah dan cahaya wahyu. Allah bimbing hamba-Nya kepada Iman dan pemahaman terhadap al-Quran. Allah membuat perumpamaan bagi manusia agar dapat memahami hukum dan permasalahan. Allah Maha Tahu segala yang tampak maupun samar, serta apa yang dipublish dan dirahasiakan.
DR Umar al-Muqbi mengatakan kala mentadabburi
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dikehendaki-Nya” (ayat 35)
“Coba perhatikan, berapa banyak orang yang terhalang dari cahaya ini? Padahal mereka lebih cerdas, lebih banyak wawasan, lebih kuat dan lebih kaya dari anda. Maka, pertahankanlah cahaya ini hingga Hari Kiamat kelak di mana cahaya bergerak di depan dan di tangan kanan kita”
Bagaimana indikatornya? Bagaimana mendapatkannya? Dan di mana terdapat cahaya-Nya ?
Ternyata, cahaya yang terang benderang ini ada di masjid-masjid. Allah perintahkan agar menegakkan kehormatan masjid dengan iman dan memakmurkannya. Di masjid, nama Allah disebut melalui bacaan al-Quran, shalat, zikir dan berbagai ibadah lain. Indikator lain ialah kala kesibukan bisnis, keduniaan tidak membuat lalai berzikir pada Allah. Shalat khusyu’, membayar zakat dst. Hati terombang-ambing kepada hari Kiamat antara harapan untuk selamat dan takut untuk binasa. Pada hari itu, penglihatan berguncang antara jalan ke surga atau ke neraka. Hati gelisah , mata terbelalak.
Aktivitas kebaikan dari mereka lah yang akan Allah balas bahkan dengan berlipat ganda. Allah beri kepada hamba yang dikehendaki-Nya sebaik-baik anugerah dan membalas dengan sebaik-baik balasan.
subhanaLlah..
Sedang orang-orang kafir , amal mereka hanya bak fatamorgana. Mereka kira aktivitas kebaikan mereka , kedermawanan, santunan dsb tanpa keimanan dapat menolak prahara dan siksa. Tapi ternyata di Hari pembalasan tiada mendapat pahala. Naudzubillah
Amal mereka pun laksana kegelapan di kedalaman samudera, gelap. Gelap karena kekafiran , kesesatan, kezaliman, berbuat kerusakan, dsb.
Begitulah, Allah tidak beri mereka cahaya-Nya yang dapat membimbing, mereka tidak beriman pada al-Quran dan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sehingga tidak mendapat hidayah selamanya…
Semoga Allah terus menyinari kehidupan kita dengan cahaya-Nya. Allah membuat kita mau mengikuti cahaya petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Mau mengikuti petunjuk al-Quran, mau memakmurkan masjid (khususnya pria), selalu berzikir pada-Nya, beriman pada hari Kiamat, membuka hati untuk terus berharap setelah melihat berbagai karunia-Nya juga membuat hati merasa takut setelah melihat amalan kita.
Aamiin
Wallahu’alam


Langganan:
Posting Komentar (Atom)