Senin, 15 April 2013
ikhlas
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang-orang jahiliah biasa membalur Baitullah dengan daging unta dan darahnya. Berkatalah shahabat-shahabat Nabi : “Kita lebih berhak membalur Baitullah.” Maka turunlah ayat 37 surah al-Hajj yang menegaskan bahwa Allah tidak akan Menerima daging dan darah kurban mereka, akan tetapi yang Allah akan Terima hanyalah ketakwaan..
Ibnu Sa’di saat mentadabburi ayat ini
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Mengatakan bahwa :
Ibadah yang tidak disertai dengan keikhlasan dan ketakwaan bagaikan kulit yang tanpa isi atau tubuh yang tanpa ruh….
Subhanallah…
Mengenai Ikhlas, Ibnu ‘Athaillah pernah berkata ,
“Amal adalah kerangka yang tegak, sementara ruhnya adalah rahasia ikhlas di dalamnya.”
Semoga Allah senantiasa membuat kita menjaga keikhlasan dalam tiap amal.
Kita hanya pantas bergantung pada penilaian-Nya, bukan penilaian makhluk-Nya. Ikhlas itu bak “sinyal”. Amal bisa saja tetap hidup karena ada baterai , namun tak akan menjamin adanya konektivitas dengan tujuan tanpa adanya sinyal (ikhlas).
Selain itu , kala mentadabburi surah al-Hajj ayat 34-35, Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa Allah menyebutkan 4 (empat) tanda-tanda orang-orang yang tunduk dan patuh kepada-Nya sebagai berikut :
Pertama, hati mereka bergetar bila mendengar nama Allah ‘Azza wa Jalla disebut, karena takut dan sekaligus cinta kepada-Nya
Kedua, sabar menerima takdir-Nya
Ketiga, mendirikan shalat lengkap dengan rukun-rukunnya, baik lahir maupun batin
Keempat, suka berbuat baik kepada sesama dengan membagikan sebagian hartanya..
Semoga Allah menjadikan kita insan yang mukhlisin dan mukhbitin.
Aamiin
Wallahu’alam


Langganan:
Posting Komentar (Atom)