Minggu, 19 Februari 2012

Kualitas Keikhlasan

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS al-Maidah :100)

Adapun sabab turunnya ayat ini menurut riwayat al-Wahidi dan al-Ashbahani yang bersumber dari Jabir, bahwa ketika Nabi shallahu ‘alaihi wa salam menerangkan haramnya arak,berdirilah seorang Badui dan berkata : “Saya pernah menjadi pedagang arak, dan saya menjadi kaya raya karenanya. Apakah kekayaanku ini bermanfaat, apabila saya gunakan untuk taat kepada Allah?” Nabi menjawab : “Sesungguhnya Allah tidak Menerima kecuali yang baik.” Maka turunlah ayat ini yang membenarkan ucapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam….

Tidak ada istilah “Robin Hood” dalam Islam. Segala sesuatu dinilai bukan dari kuantitas harta yang diberikan melainkan dari kualitas keikhlasan yang menempel padanya. Karena ketika keikhlasan itu sudah terkembang maka seiring dengan waktu, kuantitas pun akan bertambah. Kuantitas bertambah karena berkah….

Ikhlas merupakan kata kunci dalam ‘budaya kerja’ seorang muslim. Ikhlas berasal dari bahasa Arab yang berarti bersih, murni (tidak terkontaminasi), antonim dari kata syirik (kontaminasi). Ibarat ikatan kimia air (H20), dia menjadi murni karena tidak tercampur apapun, nah saat sudah tercampur sesuatu (misal Co2) maka dia komposisinya sudah berubah dan tidak murni lagi. So, ikhlas itu pure.

Dapat juga dilhat dari asbabun Nuzul ayat di atas, bahwasanya harta yang disedekahkan itu harus juga pure, bersih. Bersih darimana didapatkan. Itulah nilai keikhlasan. Dia berangkat dari kemurnian hati nuraninya. Ketika kita hanya berpatok pada kuantitas maka tak jarang ke-pure­-an niat berubah . Bisa saja muncul niat untuk carmuk (cari muka) atau riya ingin dilihat orang lain dsb.

Namun, yang harus diingat bahwasanya keikhlasan itu tak bisa dinilai oleh orang lain. Kuantitas yang besar juga dapat berarti kualitas keikhlasan yang besar. Sosok Abu Bakar dan Umar serta sahabat lain Radhiyallahu anhum dapat dijadikan model.

So, keikhlasan ialah suasana atau ungkapan tentang apa yang benar-benar keluar dari apa terdapat dalam hati nurani terdalam. Abu Bakar merupakan sosok yang nuraninya amat bersinar. Beliau ikhlas mengeluarkan seluruh harta demi dakwah Islam. Nurani cerah akan melahirkan hasil yang benar-benar menghujam ke bawah yang pada akhirnya buah yang dihasilkan pun membawa berkah. (14:24-25) Keikhlasan membawa keberkahan….

Keberkahan bagi setiap muslim merupakan suatu bonus tersendiri. Orang-orang kafir yang dermawan semacam Bill Gates juga banyak mengeluarkan hartanya demi kemaslahatan. Namun, ‘keberkahan’ atas hartanya tersebut hanya sebatas dibalas di dunia. Berbeda dengan muslim yang dermawan. Dunia dan akhirat insya Allah akan dibalas oleh-Nya. Ini disebabkan karena sekali lagi bahwa kualitas itu tetap jadi utama dari kuantitas. Kualitas keimanan atau aqidah yang benar lah yang membawa keberkahan bagi muslim.

Kualitas vs kuantitas

Kualitas bernilai lebih daripada kuantitas. Betapa banyak kaum yang kuantitasnya sedikit namun berkualitas berhasil mengalahkan kaum kualitas rendah(8 : 65-66). Karena itu titik fokus utama ialah bagaimana meningkatkan kualitas. Ketika perhatian utama berpindah dari kualitas kepada kuantitas maka kecelakaan amat rawan terjadi. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seseorang yang ikut dalam peperangan Hunain berkata : “Kita tidak akan kalah sekarang ini karena banyaknya jumlah pasukan kita.” Pada waktu itu jumlah pasukan kaum Mukminin 12.000 orang. Mendengar perkataan itu Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam merasa sesak dadanya. (Turunlah ayat al-Bara’ah : 25 berhubungan dengan malapetaka besar yang dialami kaum Mukminin dalam Perang Hunain karena merasa bangga dengan banyaknya pasukan mereka)

So, misalnya, kuantitas pengurus, panitia yang berjumlah besar bukanlah kuncinya namun bagaimana kualitas ilmu,keikhlasan, ikatan ukhuwah, kerjasama, serta kreatifitasnya. Banyaknya manusia di divisi, departemen, seksi tak laik dijadikan ajang ber-‘husnusdzhon’ diri. Ah, kan masih ada dia….

Ketajaman nurani akan melahirkan keikhlasan sejati. Qolbu yang tergugah akan memaksa diri untuk bersemangat dalam mengerjakannya. Hati yang cerah akan hasilkan pemahaman yang terarah. Tak soal berapa banyak yang akan datang dan ikut. Atau berapa persen kuantitas, persentase yang berhasil diraih. Namun bagaimana amanah, kepercayaan yang telah diberikan dapat maksimal dalam pengerjaan. Ketika amanah itu telah dilaksanakan dengan kesadaran tidak paksaan. Ketika kepercayaan sudah dilakukan sukarela niscaya kuantitas akan datang dengan sendirinya…….

Karena keikhlasan membawa keberkahan…..

Sele-selenya Si Islah

#Islah, Seorang Manusia

Wallahua 'lam

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar