Kamis, 04 Agustus 2011

MEMBENTUK KARAKTER MUSLIM


Anis Matta,Lc



I. Akhlak Hadir di Semua Sisi Kehidupan



"Suatu saat Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat: Inginkah kalian kuberitahu tentang siapa yang dari kalian yang paling kucintai dan akan duduk dimajelis terdekat denganku dihari kiamat? Rasulullah saw kemudian mengulangi pernyataan itu. Dan pada ulangan yang ketiga, para sahabat seperti terhenyak lalu bertanya, mereka mengatakan: "iya,iya Rasulullah" maka kemudian Rasulullah bersabda: Orang yang paling baik akhlaknya diantara kalian" (HR. Ahmad)

Begitulah Rasulullah memulai dari akhir menjelaskan kedudukan orang berakhlak mulia di akhirat. Sebab sebagian akhir dari ajaran Islam yang ia bawa, setelah akidah dan syariah adalah akhlak. Maka beliau bersabda:

"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kelururan akhlak" (HR.Maliki)

"Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya diantara kamu "(HR.Tirmizi dan Abu Hurairah)

Agar iman menemukan jalannya menuju pembentukan prilaku dan akhlak manusia muslim, Allah SWT mewajibkan berbagai macam ibadah mahdhah. Itulah sebabnya, tidak sempurna dan tidak efektif.

Akhlak = Iman + Amal Shaleh

"Iman Adalah Kumpulan kebenaran yang dipahami dan diyakini secara mutlak, sesuatu yang kemudian yang mengarahkan pemikiran, membentuk kemauan dan meluruskan prilaku."

Dan

"Amal shaleh adalah kumpulan tindakan dan sikap yang lahir dari kesadaran pemikiran akan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keindahan serta kemauan yang kuat yang berubah menjadi tekad."

Maka

"Akhlak adalah nilai-nilai dan pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan-tindakan dan prilaku-prilaku yang bersifat tetap, natural dan refleks"

Jadi

" Jika nilai-nilai islam mencakup semua sektor kehidupan manusia, maka perintah beramal shaleh pun mencakup semua sektor kehidupan manusia itu"



II. Induk–induk Akhlak Terpuji



Islam sendiri meletakan nilai-nilai moral dalam tiga konteks yaitu:
  • Nilai-nilai kebenaran x nilai-nilai kebatilan
  • Nilai-nilai kebaikan x nilai-nilai kejahatan
  • Nilai-nilai keindahan x nilai-nilai keburukan



Lalu dalam diri manusia ada:

· Akal yang memahami nilai-nilai kebenaran dan kebatilan

· Hati (dasar fitrah dan nurani) yang dapat membedakan antara nilai-nilai kebaikan dan kejahatan

· Dzauq (cita rasa) yang merasakan nilai-nilai keindahan dari nilai-nilai keburuklan



Tetapi kemauan akal, hati, dan dzauq manusia memberikan penilaian atas suatu akhlak dengan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keindahan memiliki beberapa spesifikasi:

a. Penilaian manusia selalu bersifat umum, terbuka namun tidak definitive dan rinci.

b. Penilaian manusia sangat dipengaruhi oleh pertarungan antara nilai-nilai itu sendiri dalam dirinya, karena ada unsur hawa nafsu, syahwat dan tekanan lingkungan.



Jadi kemungkinan terjadinya absurditas dalam penetapan nilai sangat mungkin terjadi dikalangan manusia, untuk itu Allah menurunkan agama agar manusia mendapat pedoman yang lebih rinci dalam penilaian, sehingga bertamulah dua sumber penbenaran itu:

1. Allah SWT melalui Al Qur'an dan As Sunnah

2. Manusia dengan akal sehatnya, fitrah sucinya dan citarasa keindahannya



Induk-induk akhlak itu disebut sebagai berikut:

o Cinta kebenaran

o Kekuatan Kehendak

o Himmah (ambisi)

o Kesabaran

o Rasa Kasih

o Naluri Sosial

o Cinta Manusia

o Kedermawqanan

o Kemurahan Hati



III. Akar–akar Akhlak Tercela (Penyakit Akhlak)



Ibnul Qayyim menyebutkan dua akar penyakit akhlak

1. Penyakit Syubhat

Penyakit syubhat, lebih jauh berkaitan dengan pemahaman-pemahaman dasar manusia serta struktur pemikirannya. Akarnya adalah ilmu yang belum sempurna dan mendalam bertemu dengan kecenderungan jiwa untuk menyimpang (Zaighun).

2. Penyakit Syahwat

Penyakit syahwat pada umumnya lahir dari lemahnya kemauan-kemauan baik (iradatul khair) dalam hati seseorang baik untuk melakukan kebaikan (positip) maupun untuk melawan dorongan-dorongan kejahatan dalam dirinya.



IV. Faktor-faktor Pembentuk Prilaku



Ada dua faktor yang membentuk prilaku seseorang adalah:

v Faktor Internal


Adalah kumpulan dari unsur-unsur kepribadian yang secara simultan mempengaruhi perilaku manusia, yaitu:

- Instink Biologis

- Kebutuhan psikologis

- Pikiran

v Faktor Eksternal

Adalah faktor-faktor yang berada diluar diri manusia namun secara langsung mempengaruhi perilaku:

- Lingkungan keluarga

- Lingkungan sosial

- Lingkungan pendidikan

Menurut kacamata Islam dari kedua faktor tersebut membagi akhlak menjadi dua jenis, yaitu:

· Akhlak Fitriyah

Adalah sifat-sifat bawaan yang melekat dalam fitrah seseorang yang dengannya ia diciptakan, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat jiwa

· Akhlak muktasabah

Adalah sifat-sifat yang semua tidak ada dalam bawaan lalu diperoleh melalui lingkungan alam dan sosial, pendidikan dan latihan serta pengalaman



V. Tahap Perkembangan Akhlak




Bila memperhatikan pola didik Rasulullah saw atas sahabat-sahabat dari berbagai usia, serta pernyataan-pernyataan umum beliau, kita dapat menyimpulkan bahwa tahapan perkembangan seseorang berlangsung dalam tiga tahap dengan ciri-ciri tertentu:



* Tahap I (0-10 th)

Perilaku lahiriyah:

- Anak memperlihatkan perilaku lahiriyah yang bersifat formatik

- Perilaku itu dipengaruhi lebih banyak untuk faktor-faktor eksternal seperti tingkat penerimaan lingkungan.

- Penilaian anak terhadap semua perilakunya bersifat egosentris dimana kriteria baik dan buruk ditentukan oleh kesenangan materil yang diperolehnya.



* Tahap II (11-15 th)

Perilaku berkesadaran:

- Mampu membedakan yang baik dan yang buruk dan karenanya mampu memilih perilaku-perilakunya sendiri.

- Mampu berafiliasi kepada masyarakat

- Penilaian baik buruk mulai lepas dari sifat egosentrisme dan berpindah kepenilan akan dampak perilakunya terhadap proses adaptasi sosialnya.

- Perilakunya mulai memasuki tahapan kebiasaan (habit) dan akan berkembang menjadi karakter kepribadiannya, karena mulai mengakar dalam kesadarannya sehingga akan bersifat tetap.

- Mulai berorientasi masa depan



* Tahap III (15 tahun keatas)

Kontrol Internal atas perilaku, dengan cirri-ciri:

- Menguatnya kesadaran akan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan dan mulai memberi arah dan pedoman bagi perilaku dan kehidupannya secara umum.

- Tanggung jawab yang tinggi kepada Allah yang menyebabkan menjadi sangat sensitive atas semua perilakunya dan memiliki tanggung jawab moral yang tinggi.

- Nilai-nilai individu dan sosial mulai terintegrasi secara dalam pada kepribadiannya.

- Perilaku telah mengakar kuat dalam kesadaran dan cenderung bersifat tetap sehingga garis-garis dasar kepribadiannya mulai tampak jelas.

- Konsep dirinya menguat dan merasa memiliki kebebasan dalam memilih dan menentukan perilaku tanpa merasakan ketegangan berarti.



Tahap Perkembangan perilaku itu menjadi penting untuk diketahui terutama untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengembanangan terarah. Ada tiga tahapan metode pengembangan dan pendidikan terarah tertentu:



v Pada tahap I

mungkin metode ini lebih diutamakan;

- pengarahan

- Pembiasaan

- Keteladanan

- Penguatan (imbalan) dan pelemahan (hukum)

- Indoktrinasi



v Pada tahap II

mungkin metode ini lebih diutamakan;

- menanamkan nilai-nilai melalui dialog yang bertujuan meyakinkan.

- Pembimbingan, bukan instruksi

- Pelibatan, bukan pemaksaan



v Pada tahapan III

mungkin pendekatan ini lebih diutamakan :

- Perumusan visi dan misi hidup pribadi

- Penguatan tanggung jawab langsung kepada Allah SWT.



VI. Memahami Ambivalensi Kejiwaan Manusia



Ambivalensi adalah gambaran sikap tentang dua sudut jiwa yang berhadap-hadapan, namun sangat berbeda;rasa takut dan rasa harap. Ambivalensi kejiwaan ini merupakan fitrah dasar yang dangannya Allah menciptakan manusia.Garis-garis jiwa yang ambivalensi itu sudah dalam diri manusia sejak ia lahir dan akan tetap ada sampai waktu hidup manusia itu berakhir.



VII. Akhlak Dan Kepribadian



Allah menciptakan manusia dua tahapan,pertamakali menciptakan jasadnya, lalu kemudian meniupkan ruh kedalam jasad itu: (QS:38:72) "Maka apabila aku telah menyempurnakan (penciptaan jasad) nya, lalu kutiupkan ruh-Ku kedalamnya, maka bersujudlah kamu sekalian kepadanya " Jadi, manusia adalah zat yang terdiri dari "segenggam tanah dan setiup ruh". Maka inilah dua unsur utama dalam kepribadian manusia; unsur materi yaitu fisik manusia, dan unsur ruh yaitu hati dan jiwa manusia. Dan itulah tahapan pertama dari proses penciptaan manusia. lalu berdasarkan kedua unsur itu tadi, Allah SWT menciptakan kecenderungan dan dorongan tertentu yang kemudian menjadi dasar-dasar yang membentuk kepribadian manusia. Maka dari unsur ruh itu Allah SWT menciptakan kecenderungan fitrah kepada ibadah; yaitu kecenderungan untuk bertuhan atau menyembah tuhan. Lalu dari unsur fisik itu Allah menciptakan kecenderungan dan dorongan untuk bertindak dan bersikap.



VIII. Bagaimana Mengembangkan Akhlak Dan Karakter Kita



Kita telah mengetahui bahwa akhlak dan karakter kita terbuka untuk pengembangan. karena karakter memiliki dua sifat; bawaan dan perolehan. Sebagaimana islam telah menegaskan bahwa posisi karakter perolehan lebih besar dari karakter bawaan. Karakter perolehan itu dapat dikembangkan oleh semua orang dan dalam semua rentang usia, itu karena semua faktor yang membentuk karakter perolehan, seperti pendidikan dan latihan, pengalaman dan lingkungan, juga terbuka untuk pengembangan. Kita jelas berada dengan mereka yang mengatakan bahwa garis kepribadian dan karakter itu pada akhirnya tunggal dan tidak dapat dirubah, dan bahwa yang membentuk garis kepribadian tunggal itu adalah kumulasi faktor perkembangan pada masa kecil. Itu karena islam menganggap, efek kesadaran dan kekuatan pikiran dalam perubahan arah dan struktur kepribadian kita sangat jelas kuat dan nyata. Sehingga perubahan yang terjadi pada cara berfikir seseorang, dengan sendirinya akan terlihat pada cara berprilaku.



IX. Terapi Kognitif



Akar dari karakter kita adalah pikiran kita sendiri, jadi seperti apa kita berpikir, seperti itu pula kita bertindak. Inilah landasan dari kaidah kognitif; cara paling efektif untuk memperbaiki karakter dan mengembangkannya adalah dengan memperbaiki cara berfikir kita. Sepuluh langkah terapi kognitif: Langkah-langkah aplikatip untuk memperbaiki cara berfikir dapat dirumuskan dalan kalimat;

Pengosongan + Pengisian + Kontrol + Doa = Terapi Kognitif



· Pengosongan berarti mengosongkan benak kita dari berbagai bentuk pemikiran yang salah, menyimpang dan tidak berdasar baik kepada sumber-sumber keagamaan maupun kepada pandangan-pandangan akal yang lurus.

· Pengisian berarti mengisi kembali benak kita dengan nilai-nilai baru dari sumber keagamaan kita

· Kontrol berarti kita harus mengontrol pikiran-pikiran baru yang melintas dalam benak kita sebelum ia berkembang menjadi gagasan yang utuh.

· Doa berarti bahwa kita mengharapkan unsur pencerahan ilahi dalam cara berfikir kita.



Selanjutnya rumusan tersebut kita jabarkan dalam 10 langkah berikut:

- Langkah I

Tanyakan kepada diri anda tentang apa dan siapa saja yang mempengaruhi pemikiran anda?

- Langkah II

Coba untuk mengevaluasi pikiran-pikiran itu untuk merumuskan kembali nilai-nilai hidup anda

- Langkah II

Luaskan wawasan dan ilmu pengetahuan andaaa, tentang apa saja dan tentu secara khusus wawasan dan pengetahuan agama, secara terus menerus

- Langkah IV

Tanyalah diri anda setiap hari dengan pertanyaan:"Dengan cara apa anda ingin bertemu Allah di akhirat?"

- Langkah V

Kontrol semua lintasan pikiran yang lewat dalam jiwa dan benak anda.

- Langkah VI

Lakukan perenungan untuk menciptakan kejernihan dalam pemikiran anda.

- Langkah VII

Biasakan mencatat gagasan baru yang muncul dalam pemikiran anda setiap saat.

- Langkah VIII

Lakukanlah perjalanan dari waktu ke waktu secara teratur untuk melihat lebih banyak pojok dunia yang lebih banyak sisi kehidupan

- Langkah IX

Tulislah karakter buruk yang ingin anda hilangkan dari diri anda dan karakter baik yang ingin anda miliki serta manfaat dan mudharat dari masing-masing karakter.

- Langkah X

Bardoalah kepada All untuk memperoleh karakter yang Anda inginkan dari diri anda.



X. Terapi Mental



Cara kita marasa adalah sesuatu yang merasa kumulatif membentuk mental kita. Dari emosi ini pula kita menemukan sumber tenaga jiwa berupa kemauan dan tekad. Sembilan langkah terapi mental. Langkah-langkah aplikatif untuk memperbaiki cara kita merasa atau mentalitas kita dapat dirumuskan secara:

Pengarahan + Penguatan + Kontrol + Doa = Terapi Mental



· Pengarahan berarti bahwa perasaan-perasaan kita harus diberi arah yang jelas; yaitu arah yang akan menentukan motifnya. Setiap perasaan haruslah mempunyai alasan lahir yang jelas, dan itu hanya mungkin jika perasaan dikaitkan secara kuat dengan pikiran kita.

· Penguatan berarti kita harus menemukan sejumlah sumber tertentu yang akan menguatkan perasaan itu dalam jiwa kita. Ini terkait dengan unsur keyakinan, kemauan dan tekad dalam memenuhi jiwa kita melakukan suatu tindakan.

· Kontrol berarti kita harus memunculkan kekuatan tertentu dalam diri yang berfungsi mengendalikan kemunculan semua warna perasaan dalam diri kita.

· Doa bererti bahwa kita mengharapkan adanya dorongan ilihiyah yang yang berfungsi membantu semua proses pengarahan, penguatan dan pengendalian bagi mental kita.



Selanjutnya rumusan itu kita jabarkan lebih jauh dalam sembilan langkah berikut;

- Langkah I

Berusahalah untuk menghadirkan Allah dalam kesadaran anda dan rasakan bahwa andalah yang paling bertanggung jawab di hadapan-Nya atas diri anda sendiri.

- Langkah II

Kuatkan diri anda untuk bertemu dengan Allah SWT pada tempat tertinggi dalam surga.

- Langkah III

Pertajam mata hati dan nurani anda agar ia dapat menangkap setiap gejala dosa sejak dini.

- Langkah IV

Tenang! Itulah yang harus anda usahakan melekat dalam segala situasi kejiwaan dan peristiwa kehidupan.

- Langkah V

Jangan mudah terpengaruh oleh orang lain

- Langkah VI

Kuatkan daya tahan anda terhadap berbagai bentuk tekanan hidup dan perubahan-perubahan lingkungan sosial, ekonomi,politik dan kehidupan secara umum.

- Langkah VII

Belajarlah mencintai orang lain dengan cara yang kuat dan jujur

- Langkah VIII

Berusahalah mempertahankan kegembiraan dan kelapangan jiwa anda setiap saat.

- Langkah IX

Hindari diri anda dari kekosongan dan kehampaan.



XI. Terapi Fisik



Akal, jiwa dan fisik adalah tiga unsur yang membentuk senyawa kepribadian kita. Pada dasarnya, tugas fisik adalah melakukan arahan akal dan keputusan jiwa dan karenanya ia merupakan kendaraan akal dan jiwa kita. Langlah – langkah terafi fisik:

- Langkah I

Aturlah gizi makanan anda yang dapat membangun funfsi-fungsi fisik anda sesuai dengan jenis pekerjaan anda

- Langkah II

Lakukanlah olah raga secara teratur dalam dua bentuk;ringan dan berat

- Langkah III

Ambilah waktu istirahat yang cukup untuk tidur dan melakukan relaxasi tubuh

- Langkah IV

Buatlah file khusus tempat anda menyimpan check list kesehatan anda

- Langkah V

Berdoalah kepada Allah supaya anda diberi kesehatan yang baik, sebab inilah nikmat-Nya yang paling besar.


http://ansharjalante.multiply.com/
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar