Imam
Asy-Syathibi kala mentadabburi ayat 23 surah Al-Jaatsiah mengatakan,
“Melawan keinginan hawa nafsu adalah pekerjaan yang sangat berat.
Buktinya, orang-orang musyrik dan lain-lain bersikukuh dengan perbuatan
mereka hingga rela mengorbankan jiwa dan harta mereka tidak mau melawan
keinginan hawa nafsunya. Sehingga Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Maka
pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya tersesat berdasarkan ilmu-Nya.” (QS
al-Jaatsiah ayat 23)
Subhanallah…
Ayat
23 ini melarang untuk menjadikan hawa nafsu sebagai hakim dalam
memutuskan sesuatu dengan mengenyampingkan akal dan syariat.
Dalam
suatu riwayat, dahulu ada orang-orang Quraisy biasa menyembah batu
untuk beberapa saat lamanya. Lantas kemudian mereka mendapatkan
sesembahan yang lebih bagus, maka mereka pun meninggalkan yang lama dan
menyembah yang baru. Begitu seterusnya. Na’udzubillah.
Subhanallah..
Pelajaran
juga lah bagi kita yang berIslam, dalam hidup dan kehidupan, semua yang
kita perbuat itu mestilah murni untuk Allah. Lillahi ta’ala.
Bukan
untuk mencari penilaian orang lain. Bukan untuk mendapat penghargaan
orang lain. Demi untuk meningkatkan derajat di mata orang lain. Bahkan
bukan untuk memenuhi ‘keinginan diri’.
Sebab
bila dalam hidup berIslam, ingin ‘memenuhi kepentingan diri’, maka akan
bertemu saat di waktu berbenturan antara aturan agama dengan ‘pemenuhan
kepentingan’, kerap sekali penyelewengan terjadi.
Betapa
banyak ajaran Islam murni diselewengkan sebab orang pintar , yang
dipandang sebagai cendikiawan muslim ternyata ‘didanai’ pihak asing.
Mereka rela agama Islam terselewengkan, hanya karena hawa nafsu,
keinginan diri, mereka dipenuhi oleh pihak asing. Dengan mahirnya lidah
dan lihainya bermain kata, ajaran Islam yang murni pun kabur terlihat
oleh orang awam, terjadilah liberalisasi, pluralisasi dsb.
Na’udzubillah. Semoga kita terhindar dari syubhat semacam ini.
Semoga kita terhindar dari mempertuhankan hawa nafsu kita, dalam arti menuruti hawa nafsu hingga melanggar syariat sekalipun.
Jauhi
kami Ya Allah dari kesesatan setelah Kau berikan kami petunjuk dan
ilmu. Jadikan kami mujahid-mujahid sejati yang berperang melawan
rakusnya hawa nafsu yang selalu ingin dituruti.
Aamiin
Wallahu’alam