Kamis, 02 Februari 2017

Mizan

Allah Swt menegakkan langit di atas mizan, yakni hikmah dan tatanan. Dia menjadikan alam-tinggi (alam langit) ini sebagai alam yang memiliki kemuliaan yang tinggi. Sebab, di alam itulah Dia mengawali hukum-hukum-Nya, menurunkan perintah dan larangan bagi hamba-Nya dan menetapkan para malaikat untuk turun ke bumi membawakan wahyu-Nya kepada para nabi.

Dia juga menjadikan alam-bumi berjalan di atas tatanan keadilan dan keseimbangan. Misalnya, keadilan (keseimbangan) dalam akidah, seperti tauhid. Sebab tauhid berada di tengah tengah antara ateisme dan politeisme. Dia juga menetapkan keadilan dalam hal ibadah, keutamaan dan adab. Itulah sebabnya Dia memerintahkan manusia untuk menyucikan jiwanya dan menbolehkan banyak jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi demi menjaga tubuhnya. Dia juga melarang sikap berlebihan dalam agama dan dunia.

Begitulah, keadilan dan keseimbangan-Nya mencakup segala hal yang ada di alam ini. Baik hal kecil maupun hal besar sama-sama tidak Dia lewatkan. Dia melarang sikap melampaui batas terhadap tatanan keadilan dan keseimbangan ini. Dia memerintahkan manusia untuk konsisten terhadap prinsip keseimbangan yang telah Dia tetapkan dalam semua urusan, agar kehidupan mereka menjadi baik dan meningkat.

Itulah pula sebabnya Dia memerintahkan manusia untuk menegakkan keadilan (keseimbangan, mizan) dalam timbangan, tidak menguranginya sedikit pun. Ini merupakan isyarat bahwa manusia harus menerapkan keseimbangan antara ucapan dan tindakannya. Pertama Dia perintahkan prinsip kesamaan (taswiyah), kemudia melarang sikap melampaui batas ( tugyah) dan merugikan orang lain.

Qatadah berkata "Adillah wahai anak Adam, sebagaimana engkau ingin diperlakukan secara adil. Penuhilah janji sebagaimana engkau ingin janjimu dipenuhi. Sebab, dalam keadilan terdapat kemaslahatan bagi manusia."
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar