Dalam
suatu riwayat bahwa Rasulullah berkata kepada kaum Quraisy: “Sesuatu
yang disembah selain Allah tak akan memberikan kebaikan sedikit pun.”
Kaum Quraisy berkata, “Bukankah engkau menganggap bahwa ‘Isa adalah Nabi
dan seorang hamba yang saleh, padahal dia pun disembah?”
Lantas
turunlah ayat 57-59 surah Az-Zukhruf turun berkenaan dengan peristiwa
tsb, yang melukiskan kaum Quraisy yang selalu berusaha membantah ajaran
Rasulullah.
Subhanallah…
Kaum
kafir menjadikan Nabi Isa sebagai perumpamaan dalam mendebat Nabi. Saat
Islam menyatakan bahwa berhala-berhala itu, yang disembah selain Allah
itu ialah umpan Jahannam. Mereka lantas dengan kurang ajar mengatakan,
“Kalau begitu, Isa bersama tuhan-tuhan kami akan masuk neraka karena
orang-orang Nasrani menyembahnya sebagaimana kami menyembah Tuhan kami.”
Subhanallah..
Padahal
Nabi Isa ‘alaihissalam terlepas dari semua itu. Yang akan masuk neraka
ialah tuhan-tuhan palsu yang mereka ‘rela’ disembah beserta para
penyembahnya. Sedang Nabi ‘Isa ‘alaihissalam terlepas dari semua itu.
Isa
tidak lain merupakan hamba Allah yang mulia, seorang Nabi yang agung,
salah satu Rasul Ulul ‘Azmi, serta Allah jadikan beliau salah satu bukti
kekuasaan, keagungan dan pelajaran bagi Bani Israil.
Tidak
pernah sekalipun Nabi Isa menyuruh manusia menyembahnya. Menjadikannya
Tuhan. Atau menyamakan atau mensetarakannya dengan Allah.
Ia
pembawa risalah bagi Bani Israil , mengajak bertakwa pada-Nya dan
mengajak kaumnya untuk taat padanya. Nabi Isa berkata, “Sesungguhnya
Allah, Dia-lah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah
jalan yang lurus.” Kalimat inilah yang shohih dari Nabi Isa
‘alaihissalam.
Akan
tetapi, malah golongan-golongan tsb berselisih tentang sang Nabi. Ada
yang mengatakan Isa ialah anak Allah. Maha Suci Allah dari punya anak.
Bahkan meskipun terdapat, yang dimaksud ‘anak Allah’ dalam bahasa itu
ialah orang yang dekat dengan Allah. Semua Nabi dan orang-orang Sholih
disebut ‘anak Allah’. Jadi ‘anak Allah’ ialah istilah bagi orang yang
dekat dengan Allah.
Ada
pula pendapat bahwa Isa adalah Allah itu sendiri. Ataupun bagian dari
tiga bagian dalam satu. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.
Kaum-kaum yang menodai akidah Tauhid inilah yang akan disiksa sedangkan Nabi Isa yang ma’shum tidak akan disiksa.
Subhanallah..
Begitulah
pelajaran bagi kita , meskipun ternyata zaman berhala telah berakhir
misalnya. Namun, tetaplah berhati-hati akan paham yang menyerupai.
Seperti kaum Nasrani terhadap Nabi Isa. Semoga kita terhindar dari
memuja pahlawan, ulama, orang-orang sholih, hingga menyematkan atribut
ketuhanan pada mereka hingga jatuh pada syirik atau kultus.
Na’udzubillah..
Semoga Allah menguatkan Tauhid.
Dan
satu lagi pelajaran , bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam dikabarkan akan
turun menjelang hari Kiamat. Turunnya beliau merupakan tanda-tanda hari
Kiamat.
Ibnu
Abbas mengatakan saat menafsirkan ayat 61 surat Az-Zukhruf, "Turunnya
Nabi Isa ‘alaihissalam adalah sebelum terjadinya hari qiamat"
Rasulullah
bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu
Maryam sebagai hakim yang adil, ia mematahkan salib, membunuh babi,
menghentikan jizyah dan melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun
yang mau menerima pemberian harta.”
“Demi
Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim
yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga
tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci,
dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil
orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada
seorangpun yang mau menerimanya.
Sedangkan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam tersebut di Syria dan juga berkenaan untuk membunuh Dajjal.
“Ketika
Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara
putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang
dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya
diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka
menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti
mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali
pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain
Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya
Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh
Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu
mereka tentang derajat mereka di surga.” (HR Muslim)
Semoga Allah menguatkan Tauhid dan mengistiqomahkan kita
Wallahu’alam