Senin, 01 Juli 2013

dzikir

Bila ada ibadah yang tidak ada batasan waktu dan tidak ada udzurnya maka ibadah itu ialah dzikir. Orang beriman diperintah Allah untuk berdzikir sebanyak-banyaknya (dengan lisan, hati maupun amal). Dzikir adalah perbuatan utama setelah segala kewajiban ditunaikan. Bahkan ‘ruhnya’ segala ibadah pada hakikatnya ialah dzikir.

“Maukah kalian saya beritakan sesuatu yang lebih baik dari amal-amal kalian, lebih suci di hadapan Penguasa kalian, lebih luhur di dalam derajat kalian, lebih bagus bagi kalian daripada menafkahkan emas dan perak, dan lebih bagus daripada bertemu musuh kalian (berperang) kemudian kalian menebas leher-leher mereka ataupun mereka pun menebas leher kalian?” mereka berkata, “Baik ya Rasulullah.” Beliau bersabda, “Dzikrullah atau ingat kepada Allah.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sungguh aku banyak bertasbih pada Allah Ta’ala (mengucapkan subhanallah) lebih aku sukai dari beberapa dinar yang aku infakkan fii sabilillah (di jalan Allah).”

Ibadah tanpa dzikir hanya mendapat lelah dan akan menimbulkan riya’.

Diiringi pula dengan bertasbih di waktu pagi dan petang, wasabbihu hu bukrota wa ashila..

Subhanallah…
Rasululllah ialah sosok yang berdzikir dalam setiap kesempatan dalam kehidupan, kulla ahyanih.. Pegiat dzikir akan mengalahkan amalan orang lain, mendapat rahmat Allah dan kedudukan tinggi di sisiNya.

Imam al-Maraghi berkata, “Ingatlah kepada Allah dengan hati kamu, lisan kamu dan seluruh anggotamu dengan dzikir yang banyak dalam setiap keadaan kamu dengan penuh kesungguhan“.

Imam Qusyairi : “Jika seorang hamba berdzikir dengan lisan dan hatinya, berarti dia telah seorang yang sempurna dalam sifat dan tingkah lakunya.”

Kebutuhan jiwa terhadap dzikir , laksana ikan terhadap air. Perbandingan dzikir dan tidak bak hidup dan mati…

Subhanallah…

Selain dzikir yang disyariatkan dalam hal bilangan / hitungan, Allah memerintahkan dzikir sebanyak-banyaknya, bahkan hingga kita tenggelam di dalamnya.

Dan Orang-orang Tabi’in dahulu dalam sehari dapat mengucapkan ratusan ribu tasbih, karena dzikir ialah ibadah paling mudah dan indah. dan bukan menggibah

Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”

Dengan dzikir jiwa hidup, Allah pun memberi sholawat
Imam Bukhari berkata, “Sholawat dari Allah kepada hamba-hamba-Nya ialah pujian Allah terhadap hamba-hamba itu di hadapan para malaikat.” Ahli lain menyatakan, “Sholawat dari Allah ialah rahmat yang Dia turunkan.”

Sedang sholawat dari malaikat ialah doa malaikat yang terus menerus memohon ampun dan karunia pada hamba-hamba Nya yang beriman dan berdzikir.

Dan yang terakhir ialah orang yang berdzikir akan mendapat salam saat berjumpa dengan-Nya di dalam surga-Nya.

Sungguh, puncak kenikmata di dunia kala dapat mengingat-Nya, sedang puncak kenikmatan di akhirat ialah kala melihat-Nya..

Subhanallah…

“Al-mufarridun telah mendahului.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-mufarridun itu?” Beliau menjawab, “Yaitu laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

“Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata; ‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau, ‘ Allah berfirman: ‘Lalu apa yang mereka minta? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka meminta surge.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.’ Allah berfirman: ‘Lalu dari apakah mereka meminta berlindung? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Dari api neraka.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.’” Beliau melanjutkan: ‘Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau melanjutkan; ‘Salah satu dari malaikat berkata; ‘Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ‘ Allah berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.” (HR. Al-Bukhari)

“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”

Semoga Allah membantu kita untuk berdzikir pada –Nya..

Aamiin

Wallahu’alam

Ada hikmah lain sdrku??
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar