Bila
ada ibadah yang tidak ada batasan waktu dan tidak ada udzurnya maka
ibadah itu ialah dzikir. Orang beriman diperintah Allah untuk berdzikir
sebanyak-banyaknya (dengan lisan, hati maupun amal). Dzikir adalah
perbuatan utama setelah segala kewajiban ditunaikan. Bahkan ‘ruhnya’
segala ibadah pada hakikatnya ialah dzikir.
“Maukah
kalian saya beritakan sesuatu yang lebih baik dari amal-amal kalian,
lebih suci di hadapan Penguasa kalian, lebih luhur di dalam derajat
kalian, lebih bagus bagi kalian daripada menafkahkan emas dan perak, dan
lebih bagus daripada bertemu musuh kalian (berperang) kemudian kalian
menebas leher-leher mereka ataupun mereka pun menebas leher kalian?”
mereka berkata, “Baik ya Rasulullah.” Beliau bersabda, “Dzikrullah atau
ingat kepada Allah.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)
Ibnu
Mas’ud mengatakan, “Sungguh aku banyak bertasbih pada Allah Ta’ala
(mengucapkan subhanallah) lebih aku sukai dari beberapa dinar yang aku
infakkan fii sabilillah (di jalan Allah).”
Ibadah tanpa dzikir hanya mendapat lelah dan akan menimbulkan riya’.
Diiringi pula dengan bertasbih di waktu pagi dan petang, wasabbihu hu bukrota wa ashila..
Subhanallah…
Rasululllah
ialah sosok yang berdzikir dalam setiap kesempatan dalam kehidupan,
kulla ahyanih.. Pegiat dzikir akan mengalahkan amalan orang lain,
mendapat rahmat Allah dan kedudukan tinggi di sisiNya.
Imam
al-Maraghi berkata, “Ingatlah kepada Allah dengan hati kamu, lisan kamu
dan seluruh anggotamu dengan dzikir yang banyak dalam setiap keadaan
kamu dengan penuh kesungguhan“.
Imam
Qusyairi : “Jika seorang hamba berdzikir dengan lisan dan hatinya,
berarti dia telah seorang yang sempurna dalam sifat dan tingkah
lakunya.”
Kebutuhan jiwa terhadap dzikir , laksana ikan terhadap air. Perbandingan dzikir dan tidak bak hidup dan mati…
Subhanallah…
Selain
dzikir yang disyariatkan dalam hal bilangan / hitungan, Allah
memerintahkan dzikir sebanyak-banyaknya, bahkan hingga kita tenggelam di
dalamnya.
Dan
Orang-orang Tabi’in dahulu dalam sehari dapat mengucapkan ratusan ribu
tasbih, karena dzikir ialah ibadah paling mudah dan indah. dan bukan
menggibah
Mak-huul,
seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati).
Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”
Dengan dzikir jiwa hidup, Allah pun memberi sholawat
Imam Bukhari berkata, “Sholawat dari Allah kepada hamba-hamba-Nya ialah
pujian Allah terhadap hamba-hamba itu di hadapan para malaikat.” Ahli
lain menyatakan, “Sholawat dari Allah ialah rahmat yang Dia turunkan.”
Sedang
sholawat dari malaikat ialah doa malaikat yang terus menerus memohon
ampun dan karunia pada hamba-hamba Nya yang beriman dan berdzikir.
Dan yang terakhir ialah orang yang berdzikir akan mendapat salam saat berjumpa dengan-Nya di dalam surga-Nya.
Sungguh, puncak kenikmata di dunia kala dapat mengingat-Nya, sedang puncak kenikmatan di akhirat ialah kala melihat-Nya..
Subhanallah…
“Al-mufarridun
telah mendahului.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah
al-mufarridun itu?” Beliau menjawab, “Yaitu laki-laki dan perempuan yang
banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya
Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan,
dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang
berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata;
‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun datang seraya
menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi.
Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; ‘Apa yang
dikatakan oleh hamba-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka mensucikan
Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.’ Allah berfirman: ‘Apakah
mereka melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Tidak, demi Allah mereka
tidak melihat-Mu.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka
melihat-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu
pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam
mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau,
‘ Allah berfirman: ‘Lalu apa yang mereka minta? ‘ Para malaikat
menjawab; ‘Mereka meminta surge.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah
melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah mereka belum
pernah melihatnya.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah
melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Jika mereka melihatnya tentu
mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat
mengharap.’ Allah berfirman: ‘Lalu dari apakah mereka meminta
berlindung? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Dari api neraka.’ Allah
berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab;
‘Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama
sekali.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya? ‘
Para malaikat menjawab; ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.’”
Beliau melanjutkan: ‘Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah
mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau
melanjutkan; ‘Salah satu dari malaikat berkata; ‘Sesungguhnya diantara
mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ‘ Allah
berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada
kesengsaraannya bagi temannya.” (HR. Al-Bukhari)
“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku
mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku
menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di
setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika
wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan
bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”
Semoga Allah membantu kita untuk berdzikir pada –Nya..
Aamiin
Wallahu’alam
Ada hikmah lain sdrku??