Sabtu, 06 Juli 2013

belajar dari negeri Saba


Subhanallah..
Dalam suatu riwayat dikemukakan Farwah bin Masih al-Ghathafani menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan berkata : “Ya Nabiyallah ! Di zaman Jahiliyah kaum Saba’ merupakan kaum yang gagah dan kuat. Aku takut sekiranya mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh memerangi mereka? Bersadalah Rasulullah : “Aku tidak diperintah apa-apa berkenaan dengan mereka.” Maka turunlah ayat 15-17 surah Saba’ yang melukiskan keadaan kaum Saba’ yang sesungguhnya.

Subhanallah…
Kaum Saba’ di Yaman dilimpahi tanda-tanda kekuasaan dan keagungan Allah adanya taman di pinggir kanan dan kiri lembah atau setiap rumah mereka dihimpit oleh dua taman. Hingga Qatadah mengatakan andai seorang perempuan masuk ke tengah kebun membawa keranjang dan menjunjung di atas kepala, maka buah-buahan yang telah masak dan ranum jatuh sendiri ke dalam keranjang itu dengan tidak usah dipetiknya lagi, sehingga setelah ia keluar, keranjang itu telah penuh.

Bangsa Saba’ diperintah Allah untuk menikmati dan bersyukur rezki yang telah diberikan kepada mereka, agar dengan nikmat itu mereka bisa meningkatkan ketaatan pada-Nya. Tanah mereka subur, airnya segar, hawanya bagus. Allah pun Mengampuni dosa dan Maha Menutupi Aib dan keburukan mereka.

Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur..

Tetapi kemudian, Kaum Saba’ enggan taat pada Tuhan, mereka malah mengingkari nikmat yang diberikan. Allah pun kirim banjir besar ke desa mereka hingga merusak desa tsb, menumbangkan pohon serta menenggelamkan ternak mereka. Allah ganti kedua kebun hijau dan rindang dengan kebun yang buruk. Buah-buahnya tidak enak lagi dimakan, malah ada yang tidak berbuah. Dsb..

Demikian ganjaran kepada mereka akibat memilih kufur daripada bersyukur.

Subhanallah…

Bagaimana dengan bangsa Indonesia? Gemah ripah loh jinawi? Tongkat dilempar jadi tanaman? Yang merdeka berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, kaya raya akan Sumber daya Alam, suatu anugerah Allah…
Alhamdulillah..
Mari bersyukur sdrku, kita jadikan Indonesia menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur…. Sepenggal firdaus di muka bumi..

Dan itu tidak lain tidak bukan, factor paling utama bukanlah kecerdasan, keterampilan , tetapi ketaatan penduduknya… subhanallah..

Kata orang-orangtua kita dulu, bila abis maghrib atau malam hari ,terdengar suara mengaji dari tiap rumah. Sekarang bagaimana generasi kita sdrku??? Dulu perjuangan Indonesia diwarnai takbir, sekarang bagaimana dengan kita sdrku??

Jangan sampai berita Indonesia terdengar buruk di telinga sdr kita dari negeri lain, seperti Saba’ yang terdengar oleh Farwah bahwa negerinya begini dan begini. Jangan sampai Indonesia , kedengaran  buruk. Negeri yang  kaya SDA, juga salah satu negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, masa’ wanitanya paling banyak yg tak berhijab, sedang di negeri minoritas mereka berusaha memperjuangkan bagaimana agar berhijab dibolehkan. Masa’ masih membolehkan miras dan narkoba , masa’ jamaah masjid masih sedikit , payah didakwahi, dsb… Na’udzubillah ..

Semoga Allah membantu kita untuk taat , bersyukur pada-Nya dan beribadah dengan baik pada-Nya..

Allah jadikan Indonesia dapat menjadi negeri thoyibbah, sepenggal firdaus di bumi.
Aamiin

Wallahu’alam

Ada hikmah lain sdrku??
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar