Jumat, 28 Juni 2013

hikmah perang ahzab


Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada waktu Peperangan Ahzab, pada malam yang sangat gelap gulita, para sahabat Rasulullah bersiap-siap menantikan pasukan musuh. Terlihat pasukan yang dipimpin Abu Sufyan berada di atas pasukan kaum Muslimin (di atas bukit), sedang orang Yahudi Bani Quraizah (sekutu Abu Sufyan) berada di bagian bawah (di lembah-lembah). Dikhawatirkan mereka akan mengganggu keluarga dan anak-anak kaum Muslimin. Pada malam itu terasa angin berhembus sangat kencang. Kaum munafikin meminta izin kepada Nabi untuk meninggalkan tempat itu dengan alasan rumah mereka kosong, padahal sebenarnya mereka akan melarikan diri. Setiap orang yang meminta izin kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam pasti beliau izinkan. Namun, mereka terus lari dan bersembunyi.

Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam memeriksa pasukan kaum Muslimin seorang demi seorang, sampailah beliau seraya bersabda: “Cobalah selidiki keadaan musuh.” Hudzaifah pun berangkat. Dia melihat angin menghantam perkemahan musuh, sehingga tiada sejengkal pun perkemahan yang luput dari serangan angin itu. Dia juga mendengar kemah-kemah dan barang-barang terlempar batu yang dibawa angin, dan mereka berteriak mengajak kawan-kawannya mundur. Kemudian Hudzaifah menghadap Rasulullah dan melaporkan hal ihwal musuh. Maka turunlah ayat 9 surah al-Ahzab sebagai perintah untuk selalu ingat Nikmat yang Diberikan Allah subhanahu wa ta’ala..

Subhanallah walhamdulillah

Allah memerintahkan untuk senantiasa mengingat anugerah Allah pada peperangan Ahzab kala orang kafir musyrikin, Yahudi dan kaum munafikin berkonspirasi untuk menghancurkan dakwah dan mengepung dari segala arah.

Akhirnya Allah ‘hanya’ kirimkan angin untuk memenangkan kaum Muslimin.

Angin bertiup kencang ke kamp militer , porakporandalah kemah, terlemparlah periuk mereka, terkena debu lah wajah-wajah. Mereka dilanda ketakutan, tunggang langgang pulang dengan kerugian.

Subhanallah walhamdulillah.

Kondisi genting menjadi ujian keimanan, pembeda mana yang kuat mana yang berdusta. Mana yang teguh , mana yang luluh. Sebagaimana di perang Ahzab, kala Rasulullah memecahkan batu dan mengucapkan bisyarah pembangkit semangat kaum mukminin bahwa suatu saat Islam akan mengalahkan Persia dan Romawi. Apa yang dikatakan Mut’ib bin Qusyair ? “Rasulullah hanyalah memberikan janji kosong.” Dalam riwayat lain Mut’ib berkata, “Terlintas pada diri Muhammad bahwa ia dapat memakan kekayaan-kekayaan Kisra (Persia) dan Kaisar (Romawi), Padahal tidak seorang pun dari kami yang berani keluar untuk buang air.” Kemudian berkatalah Aus bin Qaizhi di hadapan orang banyak: “Izinkanlah kami pulang ke rumah istri dan keluarga kami, karena rumah kami jauh dari Madinah dan tidak ada menjaganya.”

Dan dalam kisah tersebut , terdapat pelajaran juga tentang Spy, mata-mata tentang kekuatan lawan, juga strategi membuat parit.


Semoga kita terus mengingat anugerah Allah tentang kemenangan bagi para pejuang bukan pecundang. Menanglah yang terus ber positive thinking dan belief. Karena seorang tak akan mendapati cahaya fajar bila ia tak berani menembus gelap. Bahwa kemenangan dari Allah itu pasti..

Aamiin

Wallahu’alam

Ada hikmah lain sdrku ttg perang ahzab..?
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar