Rabu, 27 Maret 2013

apakah karena posisi?


Dahulu, Kebanyakan yang menjadi pengikut Nabi memang merupakan orang yang tidak ‘memiliki kedudukan’ berbeda dengan ‘posisi’ atau occupation kaum kafir. Hal inilah yang kerap dijadikan dalil orang untuk tidak beriman dan taat. Mereka mengemukakan bukti yang tampak oleh mata. Mereka menetapkan ‘standar’ dunia yakni yang indah dan mewah yang terlihat oleh mata.

Mereka berkata pada kaum beriman “Manakah dua golongan di antara kami dan kalian yang lebih mulia tempatnya dan lebih utama kedudukannya?”


Jadi, dalam al-Quran terdapat peringatan bahwa betapa banyak ummat yang Allah musnahkan sebelum mereka. Padahal mereka lebih indah , mewah daripada orang kafir Mekah itu.

Keperluan manusia dalam hidup dibagi menjadi tiga yakni Hajiyaat (Barang-barang yang teramat perlu), Kamaliyat (penyempurna) dan Tahsiniyaat (indah, mewah). Melihat peninggalan Romawi, Yunani kuno dsb. Sebenarnya terlihatlah bahwa kemewahan (Kamaliyat dan Tahsiniyat) mereka lebih daripada kaum kafir Mekah.

Jadi itulah peringatan bagi mereka yang menetapkan standar mewah, (kemewahan hidup jadi ukuran) apalagi menjadikan itu alasan untuk tidak beriman karena ditemukan banyak kaum beriman sederhana hidupnya.

Bagi kaum yang selalu berpaling dari hidayah, Allah akan membuat mereka terperdaya. Sedang Allah akan terus tambah iman bagi orang yang beriman yang merembes pada aktivitas ketaatan.

Mereka larut pada dunia hingga pada hari akhirat tak lagi percaya. Bahkan mengolok-oloknya seperti yang dilakukan al-Ashi’ bin Wail as-Sahmi. Yang saat diminta hutangnya al-Ashi bilang nanti aja di akhirat dibayar, kan nanti dia dapat harta dan anak . padahal beliau tidaklah beriman. Naudzubillah min dzalik..

Refleksi bagi diri kita, pertanyaan mengapa belum ta’at , belum berhijab bagi wanita dsb.apakah jawabannya karena terperdaya tenggelam dunia hingga menyepelekan akhirat?

Wallahu’alam

1 komentar:

  1. aku jadi inget ornag kaya kok hutangnya buanyak. Gak tahunya berani hutang demi rumah dll
    hehhe

    BalasHapus